Mohon tunggu...
Ariella Margareta
Ariella Margareta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Welcome! Here I upload my writing

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Jurnalisme Robot, Peluang atau Ancaman di Masa Depan?

29 September 2023   16:05 Diperbarui: 13 Oktober 2023   20:25 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan Artificial Intelligence yang memiliki kemampuan menyerupai manusia pada jurnalisme multimedia ini menimbulkan suatu istilah yang cukup baru pada awal kemunculannya, yaitu jurnalisme robot. Pemanfaatan robot dalam jurnalisme multimedia ini dilakukan pada produksi atau penulisan berita. Dengan kata lain, penulisan naskah jurnalistik yang sebelumnya dilakukan oleh seseorang dengan profesi jurnalis, kini dapat dilakukan oleh robot, jurnalis bertenaga AI. Namun perlu kalian ketahui, bahwa konteks robot yang dimaksudkan bukanlah robot dalam wujud fisik, melainkan sistem yang sudah diprogram pada suatu perangkat lunak yang siap dijalankan sesuai dengan algoritmanya. 

Kalau kita sudah mengetahui apa itu jurnalisme robot, sekarang kita perlu tahu media apa di Indonesia yang sudah menggunakan teknologi tersebut. Beritagar.id, media yang sudah berdiri sejak 2015 lalu merupakan media yang berfokus pada kualitas berita dengan mengandalkan teknologi sebagai alat untuk mengumpulkan data dan menyajikan konten yang relevan. Ternyata Beritagar.id menjadi media pertama di Indonesia yang memanfaatkan Artificial Intelligence untuk memproduksi berita, menarik bukan? Pengumpulan data atau informasi, penulisan naskah berita, hingga pembuatan berita pada laman websitenya dilakukan tanpa menggunakan bantuan dari manusia. 

Praktik jurnalisme robot oleh Beritagar.id ini dilakukan pada produk yang diberi nama ‘Robotorial’. Tahun 2017 akhir, menjadi awal pembuatan Robotorial ini, salah satunya untuk menulis berita mengenai hasil pertandingan sepak bola antara Barcelona dan Real Sociedad. Teknologi ini menggunakan informasi hasil pertandingan dari Application Programing Interface (API) sebagai pihak ketiga untuk diolah menjadi narasi yang sederhana. Selain itu, teks, gambar, dan grafik dapat secara otomatis dipublikasikan oleh teknologi yang satu ini (Amran & Irwansyah, 2023). 

Sumber: beritagar.id 
Sumber: beritagar.id 

Wah, keren bukan? Tapi gimana sih sebenarnya cara robotorial ini melakukan pekerjaan jurnalis? Jadi jurnalisme robot satu ini termasuk salah satu jenis Computer-Assisted Reporting (CAR) yang melakukan produksi berita dengan bantuan teknologi berbasis Machine Learning (ML) untuk mengetahui terlebih dahulu pola dari AI. Selain itu, Robotrial juga menggunakan teknologi dengan basis Natural Language Processing (NLP) yang mempelajari mengenai kecerdasan buatan dan bahasa komputer dengan chatbot yang mampu menulis berita layaknya seorang jurnalis (Beritagar.id, 2018).

Singkatnya, pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh seseorang dengan profesi sebagai jurnalis, seperti mengumpulkan data-data atau informasi, mengolah berita, memproduksi naskah berita, dan mempublikasikan berita, kini dapat dilakukan oleh suatu sistem robot dari Artificial Intelligence. Bahkan, dalam beberapa kasus, penulisan berita tidak lagi menggunakan kemampuan manusia. 

Jika pekerjaan yang satu ini sudah dapat dilakukan oleh suatu sistem, lalu bagaimana profesi-profesi jurnalis kedepannya? Akankah kehadiran jurnalisme robot mengancam pekerjaan seorang jurnalis? Atau justru menjadi peluang untuk kedepannya? Simak rangkumannya di halaman berikut ini. 

Akankah Jurnalis robot mengancam pekerjaan seorang jurnalis?

Kehadiran Artificial Intelligence yang dapat dikatakan menggantikan peran jurnalis ini memang membantu pekerjaan seorang jurnalis. Namun, teknologi canggih ini juga dikhawatirkan dapat mengancam profesi seorang jurnalis atau orang-orang yang nantinya ingin menjadi jurnalis. Hal ini juga dikatakan oleh Presiden Joko Widodo saat puncak perayaan Hari Pers Nasional pada 9 Februari 2023. Menurutnya, kehadiran teknologi ini memiliki potensi untuk mengancam keberadaan jurnalis. Namun, kemunculan teknologi ini tidak bisa dihindari, terlebih ketika pandemi Covid-19 lalu, dimana semuanya dilakukan secara online atau daring (Saksono, 2023). 

Lalu benarkah jika kehadiran jurnalisme robot mengancam profesi jurnalis? Jika melihat kondisi saat ini, keberadaan media konvensional dan jurnalis masih dapat dikatakan tetap memiliki eksistensinya. Justru jurnalis-jurnalis dan media konvensional yang diproduksi mencoba beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang pesat. Perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindari  ini menjadikan semua pihak mau tidak mau harus mengikuti dan beradaptasi agar tetap dapat menjaga eksistensinya. 

pekerjaan ini tidak sepenuhnya dilakukan oleh jurnalis robot karena jurnalis manusia masih memiliki peran didalamnya. Jurnalis dapat lebih berfokus pada wawancara mendalam atau investigasi dengan narasumber, suatu hal yang tidak dapat dilakukan oleh jurnalis robot. Selain itu, jurnalis juga menyunting hasil akhir dari berita yang diproduksi oleh jurnalis robot. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun