Mohon tunggu...
Ariel Bhisma
Ariel Bhisma Mohon Tunggu... Lainnya - Ariel Bhisma Widjaja

Enjoy the Process

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film "Cek Toko Sebelah"

26 Oktober 2020   10:42 Diperbarui: 26 Oktober 2020   11:34 4828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Introduksi Film:

“Harta yang paling berharga adalah keluarga.”

Cek Toko Sebelah by Ernest Prakasa

Tahun: 2016, Durasi Film: 01 jam 40 menit

Genre: Drama

Tema: Keluarga

Sinopsis Film:

Pemeran: Ernest Prakasa (Erwin), Dion Wiyoko (Yohan), Chew Kinwah (Koh Afuk), Adinia Wirasti (Ayu), Gisella Anastasia (Natalie), Tora Sudiro (Robert), Asri Welas (Ibu Sonya), Yeyen Lidya (Anita), Dodit Mulyanto (Kuncoro), Kaesang Pangarep (Tukang Taksi), Awwe (Ojak), Adjis Doa Ibu (Yadi), Arafah Rianti (Tini), Aci Resti (Kurir Tengil), Anyun Cadel (Rohman), Abdur Arsyad (Vincent), Nino Fernandez (Reno), Hifdzi Khoir (Pria Misterius), Budi Dalton (Pak Nandar), Arief Didu (Dokter Cahyo), Yudha Keling (Diding), Liant Lin (Amiauw), Edward Suhadi (Aming), Sylvester Aldes (Aloy), Melissa Karim (Elisa), Ichal Kate (Iwan), Raim Laode (Joni), Hernawan Yoga (Saipul/Tukang Roti), Yusril Fahriza (Naryo), Gita Bhebhita (Bu Hilda), Guntur LDP (Pengantin Pria), Paopao LDP (Pengantin Wanita), Dayu Wijanto (Ci Lili), Ucita Pohan (Mamak Rempong), Sri Rahayu (Tukang Selfie), Arif Brata (Untung), Rachman Avri (Pak Ali), Billy W Polli (Satpam Rumah Sakit), Bene Dionysius (Cameo Gak Jelas), Adink Liwutang (Cameo Gak Jelas 2), Marvel Adyama (Erwin Kecil), Faisal Alfiansyah (Yohan Kecil), Patrick Effendy (Pacar Bu Hilda).

Setting tempat/waktu cerita film: Dalam film “Cek Toko Sebelah” ini setting tempat yang digunakan di salah satu komplek daerah di Jakarta tepatnya di toko-toko sembako, juga beberapa kantor kerja juga. Karena judul dari film ini adalah “Cek Toko Sebelah”, jadi pusat tempat dalam film ini lebih berpusat pada toko-toko sembakonya.

Alur: 

Berkisah sebuah keluarga yang sejak dahulu mempunyai usaha toko sembako dengan punya dua orang anak, dan pengusaha toko tersebut adalah Koh Afuk yang juga ayah dari kedua anak tersebut (si kakak Yohan dan si adik Erwin). Toko tersebut sudah lama berdiri hingga kedua anak tersebut tumbuh dewasa dan sudah memiliki kehidupan masing-masing. 

Si kakak Yohan bekerja sebagai freelance bersama seorang istri yang bernama Ayu yang kerja di sebuah kafe dan pembuat kue, sedangkan si adik Erwin bersama pacarnya Natalie yang masing-masinh bekerja di kantor. 

Pada suatu ketika saat malam natal tiba, Koh Afuk yang biasanya kumpul dan makan bersama dengan anak-anaknya tiba-tiba pingsan karena merasa sedih ketika Erwin yang tidak bisa datang. 

Hal ini wajar karena Erwin menjadi anak kesayangan di keluarga itu, sedangkan Yohan semenjak ibunya meninggal ia sempat masuk penjara dan sedikit kurang disenangi oleh ayah dan adiknya Erwin. 

Saat di rumah sakit, Erwin yang terlambat datang akhirnya bertemu ayahnya dan ayahnya merasa ingin mewariskan toko kepadanya. Saat itu Erwin menolak namun demi ayahnya bisa cepat sembuh, akhirnya Erwin menerima tawaran ayahnya dengan menjalani masa percobaan di toko selama satu bulan. 

Singkat cerita, saat menjalani percobaan satu bulan itu ternyata Erwin di promosi ke kantor di Singapura dan mau tidak mau ia tidak dapat melanjutkan toko. Dan ayahnya pun merasa kecewa dengan keputusan Erwin yang menurutnya egois. Akhirnya ayahnya memutuskan untuk menjual tokonya kepada developer tanah Robert yang dibantu sekretarisnya Anita. 

Malam saat membersihkan toko, Koh Afuk kembali pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Yohan pun diberitahu pegawai ayahnya kalau toko sudah dijual akibat ayahnya yang kecewa dengan Erwin karena tidak ingin melanjutkan toko. Saat Erwin datang, Yohan langsung memarahinya tetapi dipisah oleh dokter jaga pada malam itu. 

Akhirnya mereka berdua berdamai dan memutuskan untuk menyelamatkan toko ayahnya agar tidak jadi dijual. Siang harinya di kantor Robert mereka berdua meminta pembatalan kontrak atas toko ayahnya dan Robert menolaknya, namun Anita ternyata membantu kakak beradik tesebut untuk menyelamatkan toko ayahnya dan singkat cerita kontrak tersebut resmi dibatalkan. Saat di rumah sakit, Koh Afuk telah sadar dan akhirnya meminta Erwin yang menjaga ayahnya di rumah sakit untuk menemaninya bicara. 

Erwin memberitahu ayahnya bahwa toko ayahnya tidak jadi dijual, namun ia tetap tidak bisa melanjutkan toko. Akhirnya ayahnya memberikan toko tersebut kepada Yohan untuk dikelola dan ayahnya juga memutuskan untuk berdamai dengan Yohan beserta Ayu. Akhir cerita, toko tersebut kini dikelola oleh Yohan dan Ayu sebagai studio foto dan toko kue.

Teknik penceritaan: Secara umum dalam film ini dapal mpengambilan angle dan penataan musik di setiap scenenya sudah bagus dan benar-benar dimiripkan dengan kisah nyata yang terjadi di dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari, maksudnya adalah apa yang ditampilkan dari film ini lebih berfokus pada apa yang hal-hal yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari.

Analisa dan Evaliasi

Menurut saya, dari cara sutradara film menyampaikan pesan sudah dapat dalam artian bahwa film ini sudah dapat tersampaikan pesannya. Untuk tata cara penyampaian melalui filmnya sudah harmonis karena apa yang disampaikan sudah seperti apa yang terjadi di dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari, jadi dalam film ini tata cara penyampaiannya sudah dapat diterima oleh semua orang. 

Untuk film ini kekuatan terletak pada penyampaian pesannya yang mudah dipahami dan kelemahan sendiri ada pada kualitas gambar yang sebenarnya masih wajar karena rata-rata kualitas gambar film di Indonesia masih kurang (bukan jelek) daripada film-film milik luar, tetapi itu masih wajar. Film ini seperti yang saya bilang sangat menyentuh apalagi tema dari film ini sendiri adalah mengenai keluarga yang dimana film ini cocok diputar bersama keluarga. Film ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang suka genre drama dan bagi mereka yang suka film keluarga ini sangat direkomendasikan.

Kesimpulan

Jadi yang bisa saya tarik dalam film ini adalah pesan yang disampaiakan dari film ini sendiri, yaitu “harta yang paling berharga adalah keluarga.” Apapun yang terjadi di dalam kehidupan, apapun yang kita miliki dalam hidup, tetaplah keluarga adalah harta yang paling berharga. Kita boleh membbanggakan apa yang kita capai/miliki, namun itu sia-sia jika kita melupakan keluarga kita, yaitu hal yang paling berharga dalam kehidupan ini. 

Kesan saya terhadap film ini juga bagus karena saat ini untuk film di Indonesia sendiri untuk mencari film bertemakan keluarga masih sedikit yang bagus dan film ini adalah salah satu dari yang bagus itu. 

Yang saya ingin simpulkan kepada penonton mengenai film ini adalah film ini cocok untuk mereka yang mencari film drama bagus bertemakan keluarga, karena di dalam film ini banyak pelajaran berharga soal keluarga, apalagi untuk di masa sekarang ini agak jarang menemukan film yang bertemakan ataupun yang menceritakan tentang keluarga. 

Sedangkan dari film ini ada beberapa hal yang dapat dipetik juga dari konteks budaya yaitu di film ini diceritakan bagaimana budaya Tionghoa kesehariannya, tradisi yang mereka miliki, serta etos dalam kerja juga yang dimunculkan di film ini dapat menjadi kekuatan tersendiri dari film ini. 

Selain itu yang tidak kalah penting dari konteks agama dan politik, yaitu ditunjukkannya toleransi dalam beragama di dalam beberapa adegan di film ini yang menjadi nilai plus juga serta dapat menarik perhatian atau minat masyarakat untuk menonton film ini. Karena pada waktu film ini tayang boleh dikatakan saat itu di Indonesia sendiri sedang mengalami masalah toleransi, dan film ini dapat saya katakan sebagai salah satu jawaban untuk mungkin “meredam” situasi yang terjadi saat itu.

Saran

Saran saya untuk film ini adalah untuk membuat serial lanjutannya. Karena menurut saya, film ini sudah baik dari segi penyajian dan juga jalan cerita, malah sudah ditayangkan sampai ke China. Jadi, itu sudah cukup membuktikan bahwa film ini sudah cukup baik dan diminati oleh orang banyak, saya hanya berharap agar film ini dibuatkan serial lanjutannya untuk lebih menarik minat orang untuk menonton film serial lanjutan dari Cek Toko Sebelah ini. Dan sekali lagi, menurut saya apa yang ingin disampaikan oleh film ini juga bermakna besar dari beberapa konteks seperti yang tadi sudah dijelaskan yaitu politik, agama, dan budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun