Sebagai guru, tentu saja kita wajib menyediakan pengalaman belajar yang memastikan bahwa semua murid kita, dengan segala keragamannya dapat kita penuhi kebutuhan belajarnya, sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan setelah lulus atau menyelesaikan setiap jenjang pendidikan yang dilaluinya.
Modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak benar-benar telah membuka cakrawala dan mengubah pemikiran saya terhadap cara-cara yang saya gunakan dalam memenuhi kebutuhan belajar murid yang beraneka ragam.  Dulu, saya jarang sekali memperhatikan bahkan untuk secara sadar mengidentifikasi kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak ini telah membuka mata, hati dan pikiran saya untuk mempertimbangkan bagaimana proses pembelajaran harus secara hati-hati  saya desain agar dapat berhasil untuk semua murid sebagai konsekuensi keragaman kebutuhan belajar murid.
Saya merasa senang terhadap perubahan pemikiran dan pemahaman saya dalam hal memberikan pembelajaran yang berbeda kepada murid saya. Saya menganggapnya sebagai hal yang positif dan secara konsisten harus terus saya lakukan meskipun pada praktiknya tidak mudah untuk dilaksanakan. Namun saya yakin, dengan tekad dan semangat yang kuat saya dapat selalu memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan membedakan cara saya dalam mengajar murid-murid saya sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya.
Cara-cara yang saya lakukan tersebut tentu juga memperhatikan konten, proses dan produk serta menyesuaikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran agar kesemua tahapan proses tersebut dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-murid dan membantu kesuksesan pembelajaran mereka. Ini semua merupakan usaha yang saya lakukan dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang berdiferensiasi bagi murid-murid saya.
Bagi saya, pembelajaran yang berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru sebagai upaya untuk menyesuaikan pembelajaran di kelas yang berorientasi pada kebutuhan belajar murid yang beraneka ragam pada kesiapan, minat dan profil belajarnya.
Pada aspek kesiapan murid, guru perlu mempertimbangkan kemampuan murid untuk mempelajari materi, konsep  atau keterampilan baru dari yang mendasar ke transformative, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks, tergantung ke mandiri, terstruktur ke terbuka dan lambat ke cepat. Pada aspek minat murid, guru perlu memperhatikan apa yang dapat menjadi motivasi murid untuk belajar berdasarkan yang disenanginya sehingga dapat menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide sebagai bentuk kecocokan antara sekolah dengan kecintaan mereka sendiri untuk belajar. Pada aspek profil belajar murid, guru perlu mempetimbangkan lingkungan belajar murid, pengaruh budaya, gaya belajar dan kecerdasan majemuk yang dimilikinya.
Pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilakukan dengan strategi diferensiasi konten, proses dan produk dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Pada diferensiasi konten, guru dapat memvariasikan sumber atau bahan ajar dalam bentuk text, video, gambar atau poster, rekaman audio atau kombinasi text, video dan audio. Pada diferensiasi proses, guru dapat memvariasikan pada metode pembelajaran dan model pembelajaran. Pada diferensiasi produk, guru dapat memberikan alternatif tagihan produk yang dihasilkan murid berdasarkan minatnya misalnya dalam bentuk video, laporan tertulis, gambar ilustrasi, infografis, presentasi dan sebagainya.
Dengan adanya diferensiasi pada konten yang digunakan dalam pembelajaran, proses yang diterapkan dalam menyampaikan materi pembelajaran dan produk sebagai hasil dari pembelajaran pada akhirnya dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajarnya. Dengan demikian akan membantu murid dalam mencapai target belajarnya secara optimal.
Tidak hanya itu, dalam pembelajaran berdiferensiasi ini, penilaian yang dilakukan juga berperan penting dalam membantu murid mencapai hasil belajar yang optimal. Proses penilaian dilakukan dan digunakan bukan hanya untuk menilai hasil akhir dari proses pembelajaran, namun yang paling penting adalah bagi perbaikan proses pembelajaran sehingga semua murid dapat mencapai kemajuan dalam proses belajarnya. Penilaian yang dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan ini akan membantu memperoleh informasi belajar murid.
Berbagai materi yang disajikan pada modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak merupakan praktik nyata dalam melaksakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Materi ini berkaitan erat dengan materi-materi yang disajikan pada modul 1 yang menyajikan paradigma pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Uraian berikut ini menunjukkan keterkaitan konsep dan materi antar modul yang sudah saya pelajari.
Sebagaimana yang disampaikan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah menuntun murid dengan segala kekuatan kodrat yang dimiliki dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat.Keunikan yang dimiliki setiap murid haruslah menjadi pertimbangan guru dalam melaksanakan praktik-praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Sebagai pendidik tentu kita harus melayani murid-murid dengan segala keragaman potensi yang dimiliki dengan menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi mereka. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi.
Dengan nilai-nilai yang dimiliki, guru penggerak harus dapat menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat merancang pembelajaran berdiferensiasi yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid. Guru harus reflektif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan untuk kemudian kreatif dan inovatif dalam menemukan cara dan mendesain ulang pembelajaran yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan belajar murid.
Pembelajaran berdiferensi ini juga harus menjadi bagian dari visi keberpihakan guru terhadap murid. Visi yang disusun berdasarkan keberpihakan pada murid harus bisa menjadi prakarsa perubahan di lingkungan dan komunitasnya sehingga dapat terwujud pembelajaran yang berpihak pada murid, yaitu pembelajaran yang dapat membantu murid memenuhi kebutuhan belajarnya.
Pembelajaran berdiferensi yang diterapkan akan menimbulkan suasana kelas yang kondusif karena membuat murid merasa dihargai, diperhatikan dan menjadi bagian dari kelas dan sekolahnya. Murid sendiri yang menentukan kebutuhan belajarnya dan guru memfasilitasinya. Situasi seperti ini akan menumbuhkan budaya positif di sekolah.
Sebagai penutup, pembelajaran berdiferensiasi merupakan bentuk nyata keberpihakan guru pada murid, yaitu bagaimana guru mengimplementasikan filosofi pendidikan yang berpihak pada murid dengan memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H