Mohon tunggu...
Arief Sani
Arief Sani Mohon Tunggu... Seniman - mahasiswa

saya berdomsili di batuphat timur berkeinginan besar menjadi seorang penulis demi kebaikan sosial sebab kehebatan pena mampu mengalahkan senjata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maraknya Anak KEcil yang Menjadi Pengemis

4 Mei 2024   09:00 Diperbarui: 4 Mei 2024   13:37 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memang kita tidak dapat sepenuhnya menyalahkan pemerintah atas kesenjangan yag terjadi peranan orang tua dan orang dewasa yang memiliki anak juga diharapkan agar mampu mendidik dan juga peduli terhadap anak -- anak Indonesia agar tercapainya Indonesia Emas yang di impikan Bersama -- sama.

Salah satu bentuk sosialisasi yang secara terbuka marak disyi'arkan adalah anjuran kepada umat beragama untuk memberi, sedekah, shodaqoh, infaq, zakat, hibah dan lain sebagainya. Sebab beberapa pengemis yang di wawancarai menyatakan bahwa mereka tidak merasa "bersalah" dengan pekerjaannya sebab hanya semata -- mata menarik apa yang mereka sebut "hak" mereka dari orang lain.

Anjuran bersedekah mencapai puncaknya ketika Ramadhan tiba karena di bulan ini amalan seorang hamba akan dilipat gandakan pahalanya. Di antara nas-nas agama yang menganjurkan bersedekah termaktub dalam surat at-taubah ayat 103 dan SQ Al-Baqoroh ayat 77.

Dalam nas-nas yang lain juga tegas menempatkan harta sebagai barang titipan Yang Maha Kuasa yang di dalamnya terdapat hak fakir miskin. Besarnya perhatian Islam dalam menganjurkan umatnya membantu kaum lemah, anak yatim dan kaum terlantar lainnya lama-kelamaan membentuk semacam "motivasi" tersendiri bagi masyarakat yang hidupnya dibawah garis kemiskinan untuk melakoni diri sebagai "pengemis".

Tak ayal, di hari-hari baik (sayyidul ayyam) seperti hari jum'at bertaburlah para pengemis mewarnai halaman sekitar masjid, pun demikian dengan bulan ramadhan seperti saat ini.

Ketika pemerintah hanya mengedepankan "unsur teknis" dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial ini apakah masalahnya akan tuntas?, sedangkan di satu sisi aktifitas  mengemis seperti sudah menjadi tradisi hingga berkembang ke media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun