Hampir tiap minggu kami menyelenggarakan workhop. Alhamdulillah peserta begitu banyak. Bahkan dari satu tema saja kami bisa menyelenggarakan sampai 8 angkatan. Belum ditambah dengan workshop yang bersifat in house training.
Pada setiap workshop kami selalu mengangkat tema yang menjadi kebutuhan para guru dalam mempermudah penyampaian materi pelajaran. Alhasil workshop kami selalu banyak peminatnya.
Belum lagi karena kami menyisihkan dana hasil kegiatan workshop untuk disumbangsihkan bagi anak yatim duafa yang membutuhkan. Dan setiap workshop kami mengeluarkan sertifikat 32 jam pelajaran.
Seiring perjalanan Komunitas Guru Digital Millenial, tentu tidak semulus yang dibayangkan. Ada saja ujian dan cobaan. Terutama dari teman yang merasa sudah berada di zona nyaman dalam mengajar.
Bagi mereka mengajar itu cukup dengan spidol dan papan tulis saja. Yang penting materi pelajaran sudah tersampaikan sesuai dengan jadwal pencapaian kurikulum sekolah.
Mereka tidak segan-segan melontarkan pernyataan yang dapat melemahkan semangat kami. Namun kami tetap bersemangat. Kami mencoba menjelaskan bahwa kegiatan ini justru mempermudah kita dalam menyampaikan materi pelajaran.
Ketika menteri pendidikan berganti, dan digantikan oleh seseorang yang sangat dekat dengan dunia digital sekalipun, mereka masih tidak mau keluar dari zona nyamannya.
Namun apa yang terjadi. Februari 2020 dunia dilanda musibah besar yaitu wabah covid19. Virus yang berasal dari negeri China. Penularannya begitu sangat cepat. Termasuk di Indonesia orang yang terkonfirmasi terpapar virus ini cukup mengagetkan. Peningkatan jumlahnya cukup signifikan.
Untuk menghindari penularan virus ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan siswa-siswi di seluruh Indonesia. Pembelajaran terpaksa dilakukan dengan moda daring atau jarak jauh secara online. Atau biasa dikenal dengan e-learning.
Kami di Komunitas Guru digital Millenial tentu tidak kaget lagi. Karena kami sudah terbiasa melakukan pembelajaran secara digital dan e-learning. Sementara mereka yang selama ini berada di zona nyaman merasa panik.
Buru-buru mereka belajar untuk menguasai moda pembelajaran jarak jauh. Tentunya hasilnya tidak maksimal, sekalipun bisa tentu kurang maksimal.