Sportif adalah sifat kesatria, jujur dan mau mengakui kekalahan diri dengan legowo dan ikhlas. Sifat sportif membawa anak kepada sikap mau mengakui dan menghargai serta menghormati kemenangan orang atau pihak lain.Â
Sikap sportif perlu ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri anak. Sedini mungkin sikap ini sudah harus ditanamkan pada anak-anak.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan dan menumbuhkan sikap sportif pada anak. Orang tua harus memposisikan diri sebagai orang yang paling pertama dan paling welcome terhadap kekalahan atau kegagalan yang dialami oleh anak.Â
Jadilah tempat yang paling nyaman bagi anak dalam menyampaikan keluhannya. Seringkali anak tidak mau menceritakan kekalahan atau kegagalannya kepada orang tua karena alasan takut.
Mulailah dengan mendengarkan keluhan atau aduan anak, sesaat anak baru saja mengalami kekalahan atau kegagalan. Bila ia tidak berani menceritakannya, cobalah bertanya tentang jalannya pertandingan atau kompetisi, cari hal-hal seru dan menyenangkan bagi anak.Â
Hindari langsung bertanya tentang hasil. Beri pengertian pada anak bahwa hasil itu merupakan akibat dari sebab-sebab yang kita lakukan dalam proses pertandingan atau kompetisi.Â
Membicarakan proses jauh lebih penting dari sebuah hasil. Karena proses yang baik akan memberikan hasil yang baik. Sementara hasil yang baik (menang) belum tentu diperoleh melalui proses yang jujur dan kesatria.
Hanya akan membuat anak patah semangat. Namun kita harus menciptakan suasana seolah anak tidak sedang berada dalam hukuman. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan sikap sportif dan tidak patah semangat pada anak.Â
Berikan batasan pada anak tentang arti kemenangan dan kekalahan. Kemenangan hanya tentang jarak jauh atau dekat diri kita pada garis finish. Yang menang tentu yang lebih dekat. Sementara yang kalah mungkin sedikit lebih jauh dari garis finish.
Ketiga, hal yang paling penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan sikap sportif pada anak adalah memberikan motivasi. Dukunagn berupa motivasi sangat dibutuhkan anak pada situasi dimana mereka baru saja mengalami kekalahan atau kegagalan.Â
Ibarat tanaman yang akan layu sangat membutuhkan air. Menyejukan, menyegarkan dan menumbuhkan. Berikan motivasi yang membangun dan menyemangati. Agar mereka tetap semangat dalam menghadapi tantangan di masa akan datang.