Pencegahan mungkin jauh lebih ringan dari pada mengatasi. Pencegahan menjadi terlambat karena banyak orang tua tidak mendeteksi prilaku anak sedini mungkin. Orang tua harus peka dan jeli terhadap tanda-tanda atau ciri-ciri anak yang sedang mengalami kecanduan pornografi. Sehingga kita dapat dengan mudah mengantisipasi dan mencegah anak kearah yang lebih fatal.Â
Mulailah dengan memberikan kesibukan kepada anak. Bila kita muslim, ajaklah sholat tepat pada waktunya, berjamaah jauh lebih baik, paling tidak lebih dekat satu sama lain dan pahalanya berlipat-lipat ganda. Tuntun terus anak kita ke jalan yang benar, tingkatkan terus ketaqwaannya sehingga mereka bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak.Â
Orang tua harus terbuka dan menyambut baik setiap pertanyaan yang dilontarkan anak. Jawablah pertanyaan anak sesuai dengan porsi dan kapasitas pemikirannya serta gunakan bahasa yang sesuai dengan usianya. Bentengi anak dengan keimanan, rasa kasih sayang, perhatian dan dukungan.
Memang tidak semudah membalikan telapak tangan, mencegah dan mengatasi kecanduan pornografi pada anak perlu terus menerus dan konsisten. Tidak memberikan ruang pada pikirannya yang mungkin terlintas untuk kembali mencari dan melihat pornografi.Â
Oleh karenanya anak terus dibekali ilmu keagamaan, isi hari-harinya dengan kegiatan-kegiatan yang positif sepulang sekolah, seperti mengaji, kegiatan OSIS, karang taruna, bimbingan belajar, les atau kursus dan olah raga.
Orang tua harus punya strategi agar anak tidak kembali kecanduan pornografi dan tidak terpengaruh oleh lingkungannya, angkat ia menjadi duta anti pornografi. Minta ia untuk mengajak teman-temannya menjauhi pornografi.Â
Tugaskan ia untuk menyebarkan informasi yang benar kepada teman-temannya bahwa pornografi itu merusak dan salah dimata agama, hukum dan norma. Sematkan didadanya tanggung jawab sebagai penyelamat bagi diri sendiri dan teman-temannya dari bahaya kecanduan pornografi.
Bekasi, 15 Maret 2018
Arief Purnama, S.Pd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H