Perbedaannya ada pada bagian mesin, suspensi belakang, dan software yang dipakai. Tinggal main di adu skill balap, strategi, dan setting-an masing-masing.
Satu lagi yang menarik dari balapan ini adalah fitur attack mode. Saya baru tahu soal ini. Jadi para pembalap punya fitur attack mode di mana bisa menghasilkan tenaga maksimal 235 kW.
Pembalap akan menekan tombol khusus di setir, lalu menyetir ke zona aktivasi attack mode di lintasan. Ada tulisan Attack Mode di lintasan. Jumlah dan durasinya diberi tahu satu jam sebelum balapan. Setiap tim harus pandai membuat strategi menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan dalam balapan.
Satu lagi yang menarik dalam Formula E adalah mode Fanboost. Kita para penonton bisa memilih lima pembalap favorit dengan voting. Tinggal scan barcode-nya lalu vote di website-nya.
Nah lima pembalap dengan jumlah voting terbanyak bisa dapat tenaga tambahan sebesar 250 kW selama 5 detik. Bisa dipakai pembalap setelah balapan berjalan selama 22 menit. Sebuah game changer kan?!
Adu popularitas bermain di sini. Semua keunggulan bisa didapat dari berbagai lini oleh pembalap dan timnya.
Sebuah pengalaman yang seru bisa menyaksikan aksi balap para pembalap Formula E yang melakukan adu kecepatan, ketangkasan mengemudi dan juga strategi. Seperti sedikit melihat ke masa depan melihat teknologi yang dipakai pada mobil-mobil balap ini.
Kali ini Team Jaguar TCS Racing jadi paling yang terdepan, di mana Mitch Evans keluar sebagai pembalap terbaik, Jean-Eric Vergne menjadi juara kedua, dan Edoardo Mortara menjadi juara ketiga.
Satu hal lain yang menurut saya cukup futuristik adalah penyelenggaraan event yang berusaha ramah lingkungan. Mulai pengadaan tempat sampah yang terpisah antara organik, recycle, dan lain-lain.