Mohon tunggu...
Arief Rachman
Arief Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - Suka jalan-jalan, makan-makan dan menonton film

@ariefpokto Ariefpokto.com #aipTrip suka makan suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Mengintip ke Masa Depan Lewat Jakarta E-Prix 2022

10 Juni 2022   00:28 Diperbarui: 10 Juni 2022   00:43 4898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah lama saya tidak menghadiri event olahraga tingkat internasional. Apalagi pas pandemi. Itulah kenapa saya senang sekali bisa menonton langsung gelaran Jakarta E-Prix yang digelar Jakpro.


Selain seru nonton balapan, menarik juga melihat sisi lain dari event ini. Sisi futuristiknya. Seakan mengintip ke masa depan lewat Jakarta E-Prix 2022! Kenapa?

 Sebab kita bisa melihat berbagai sisi futuristik dalam gelaran ini.

Pertama adalah sisi teknologi. Mobil listrik adalah salah satu alat transportasi masa depan yang semakin diminati, serta adanya ajang balapan mobil listrik tercepat. 

Seiring dengan efisiensi energi fosil, bukan tidak mungkin ajang balapan mobil listrik jadi alternatif lomba di masa yang akan datang karena lebih ramah lingkungan.

Menggunakan mobil listrik otomatis, balap ini menjadi bebas emisi, lebih ramah lingkungan, dan lebih efisien mesinnya.

Di Jakarta E-Prix kali ini digunakan mobil generasi terbaru yang disebut Gen2. Keunggulannya pembalap tidak perlu ganti mobil di tengah lomba seperti mobil generasi sebelumnya!

Baterainya berkapasitas lebih besar sebesar 52 kWh yang bisa memproduksi daya maksimal sebesar 200 kW saat balapan dan 250 kW saat kualifikasi.

Dan semua tim Formula E memakai body, chassis, baterai, dan suspensi depan yang sama.

Kalau ban, mereka semua pakai Michelin, untuk bagian depan memakai Michelin Pilot Sport 245 mm - velg 18 inci, sementara ban belakang memakai Michelin Pilot Sport 305 mm - velg 18 inci, jadi rata keunggulannya.

Perbedaannya ada pada bagian mesin, suspensi belakang, dan software yang dipakai. Tinggal main di adu skill balap, strategi, dan setting-an masing-masing.

Satu lagi yang menarik dari balapan ini adalah fitur attack mode. Saya baru tahu soal ini. Jadi para pembalap punya fitur attack mode di mana bisa menghasilkan tenaga maksimal 235 kW.

Dok. Ariefpokto
Dok. Ariefpokto


Pembalap akan menekan tombol khusus di setir, lalu menyetir ke zona aktivasi attack mode di lintasan. Ada tulisan Attack Mode di lintasan. Jumlah dan durasinya diberi tahu satu jam sebelum balapan. Setiap tim harus pandai membuat strategi menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan dalam balapan.

Satu lagi yang menarik dalam Formula E adalah mode Fanboost. Kita para penonton bisa memilih lima pembalap favorit dengan voting. Tinggal scan barcode-nya lalu vote di website-nya.

Nah lima pembalap dengan jumlah voting terbanyak bisa dapat tenaga tambahan sebesar 250 kW selama 5 detik. Bisa dipakai pembalap setelah balapan berjalan selama 22 menit. Sebuah game changer kan?!

Adu popularitas bermain di sini. Semua keunggulan bisa didapat dari berbagai lini oleh pembalap dan timnya.

Sebuah pengalaman yang seru bisa menyaksikan aksi balap para pembalap Formula E yang melakukan adu kecepatan, ketangkasan mengemudi dan juga strategi. Seperti sedikit melihat ke masa depan melihat teknologi yang dipakai pada mobil-mobil balap ini.

Kali ini Team Jaguar TCS Racing jadi paling yang terdepan, di mana Mitch Evans keluar sebagai pembalap terbaik, Jean-Eric Vergne menjadi juara kedua, dan Edoardo Mortara menjadi juara ketiga.

Satu hal lain yang menurut saya cukup futuristik adalah penyelenggaraan event yang berusaha ramah lingkungan. Mulai pengadaan tempat sampah yang terpisah antara organik, recycle, dan lain-lain.

Dok. Ariefpokto
Dok. Ariefpokto


Selain itu kita diimbau membawa tumbler sendiri ke venue untuk mengurangi pemakaian botol plastik. Kita bebas untuk mengisi ulang minuman di Hydration Station yang ada di beberapa lokasi.

Kalaupun tidak membawa, disediakan gelas minuman yang bisa menjadi kompos. Pastinya ini jadi salah satu solusi masa depan untuk lingkungan yang lebih bersih.

Satu lagi yang menarik dalam Jakarta E-Prix ini adalah kepedulian terhadap perempuan di masa depan lewat program Girls On Track bekerja sama dengan IMI Women, dimana gadis remaja di usia 8-18 tahun bisa berkenalan dengan kegiatan balap.

Mereka bisa jadi pembalap, mekanik, bagian race control, dan banyak lagi, karena ternyata peranan perempuan dalam kegiatan balap cukup penting. Dengan memperkenalkan mereka sejak dini ke dunia balap bisa menjaring bibit unggul di masa yang akan datang.

Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022 yang sukses ini bisa menjadi salah satu acuan event olahraga tingkat internasional di negeri ini kedepannya. Semoga Indonesia bisa terus menjadi melangsungkan event seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun