Ketahuilah, sesungguhnya Ahli Kitab sebelum kalian telah terpecah-belah menjadi 72 golongan. Dan sesungguhnya umat ini juga akan terpecah menjadi 73 golongan. 72 di antaranya masuk neraka, dan satu golongan di dalam surga, yakni golongan yang mengikuti pedoman yang aku dan para sahabatku berada di atasnya.
Hadits Mu'awiyah bin Abi Sufyan.
Mengacu pada hal di atas maka boleh saja kita memaknai dan menjadikan pedoman untuk amaliyah ibadah, akan tetapi kita menjadi sempit ketika kita hanya mengambil pedoman dari golongan dan waktu yang di batasi padahal ada mukjizat Al Quran akan terus ada sampai akhir zaman sesuai kemampuan kita memaknainya.
Lebih berbahaya lagi jika dengan hadis ini kita menghakimi golongan di luar kita sebagai 72 golongan yang berada di Neraka.
Padahal Golongan disini masih perlu dikaji makna dan Amaliyahnya.
Al Qur'an pertama turun dengan Surah Al Alaq dengan ayat pertama Iqro/memaknai (Tekstual dan Kontekstual) dari Al Qur'an yang merupakan perintah yang memang merupakan cara mendapatkan Mukjizatnya yang akan menjadi Panduan dan bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kesungguhan kita menganalisanya sesuai dengan jaman sehingga akan makin banyak terbuka kemukjizatannya, Berbeda dengan Mukjizat nabi-nabi yang lain dimana mukjizat tersebut hanya dapat di lihat dan di rasakan oleh orang-orang pada masa itu dan sekarang kita hanya dapat mengetahuinya tanpa merasakannya. Al Quran yang sudah dihapalkan akan lebih sempurna lagi jika kita dapat mengamaliyahkan sehingga kita dapat melaksanakan perintah Allah SWT dengan tugas sebagai Khalifah dan bermanfaat bagi semesta alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H