Beliau tanpa ragu pernah berdoa, penjara lebih disukai baginya seperti tersurat dalam Surat Yusuf ayat 33. Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."Â
Mengapa Yusuf memilih penjara? Ayat sebelumnya mengisahkan, Wanita itu berkata, "Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan Sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) tapi dia menolak. Sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina."
Ternyata Nabi Yusuf memilih penjara daripada memenuhi rayuan istri majikannya yang cantik serta kaya raya itu. Sungguhpun banyak mengalami ujian dan penderitaan, pada akhirnya, berkat kesabaran, doa dan pertolongan Allah SWT, Yusuf diangkat menjadi pembesar negara sebagai bendahara kerajaan.
Penjara tidak hanya ada dalam pisik tetapi penjara juga ada di hati dan pikiran kita,
Ketika Hati kita tidak berintraksi dengan sekeliling dan hanya mementingkan diri sendiri atau golongannya saja maka ini merupakan Penjara.
Juga ada penjara Pikiran dimana banyak paham-paham yang menjajah pikiran kita sehingga sadar dan tidak sadar kita mengikuti paham-paham tersebut dan kita menjadi bergantung kepadanya dan tidak mempunyai identitas sendiri.
Indepedensi atau kebebasan bukan berarti kita tidak memihak siapapun akan tetapi kita mempunyai sikap sesuai identitas diri kita sendiri.
Jika orang menyakini ada kelanjutan dari kehidupan dunia sekarang ini, maka mereka menganggap "Dunia adalah Penjara" sedangkan Akhirat adalah selamanya / kekal.