Mohon tunggu...
Arief Nurharyadi
Arief Nurharyadi Mohon Tunggu... Sales - Suka membaca dan berandai-andai

Baca/Iqro tidak hanya membaca yang Tertulis tetapi juga membaca yang TIDAK Tertulis.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Demokrasi Langit

19 Februari 2022   07:03 Diperbarui: 21 April 2024   21:59 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah Ta'ala berfirman,
( : 30)
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." SQ. Al-Baqarah: 30

Para Malaikat bebas/dapat berekspresi ketika Allah akan menciptakan Manusia, dalam ayat ini terdapat musyawarah dan komunikasi yang terdapat dari pertanyaan malaikat kepada Allah SWT yang merupakan ruh dari demokrasi.

Suatu ketika kota Madinah kedatangan rombongan pedagang dari Syam. Mereka adalah saudagar-saudagar yang biasa memasok barang dagang ke Makkah dan Madinah. Para sudagar itu beragama Kristen. Sambil berdagang, mereka melakukan tugas misionari (dakwah) kepada penduduk di kawasan Jazirah Arab. Kedua anak Abu al-Husen (seorang sahabat Nabi dari kota Madinah, golongan Anshar yang taat beragama) yang bekerja sebagai pedagang minyak kerap membeli minyak dan kebutuhan lainnya dari para pedagang itu. Seperti biasanya, para pedagang itu mengkampanyekan agama mereka kepada para pedagang di Madinah, termasuk kedua anak Abu al-Husein. Karena khawatir tidak mendapat pasokan barang-barang dari para saudagar itu, maka kedua anak Abu al-Husein tersebut memutuskan diri masuk Kristen. Mereka dibaptis oleh para saudagar sebelum mereka kembali ke Syam. Mendengar kedua anaknya masuk Kristen, Abu al-Husein sangat terpukul, kemudian ia mendatangi Nabi dan mengadukan peristiwa yang terjadi padanya. Akibat peristiwa demikian maka turunlah wahyu pada Nabi yang berupa ayat "La ikraha fi al-din" (tidak ada paksaan dalam beragama) (Al-Baqarah : 256) dengan surah ini maka dilarang memaksakan agama Islam ke anak tersebut walopun orang tuanya sendiri Islam karena telah jelas antara kebenaran dan kesesatan.

 "Tidak ada paksaan untuk menganut agama. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada gantungan tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah 256).

Prof Quraish Shihab dalam kitabnya Tafsir Al-Mishbah mengemukakan, kalimat tidak ada paksaan dalam menganut agama dalam ayat tersebut bermakna, mengapa ada paksaan padahal Dia tidak membutuhkan sesuatu? Mengapa ada paksaan? Sekiranya Allah menghendaki, niscaya manusia dijadikanNya satu umat saja.

Beliau menegaskan, dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan kalimat tidak ada paksaan dalam menganut agama adalah menganut akidahnya. Hal ini berarti jika seseorang telah memilih satu akidah, maka yang bersangkutan terikat dengan tuntutan-tuntutan di dalamnya.

Namun demikian di sisi lain, Prof Quraish juga menjabarkan, manusia tidak boleh berlindung dalam jubah ketidaktahuan secara sengaja. Sebab, setiap manusia memiliki potensi untuk mengetahui, namun terkadang potensi tersebut tidak digunakan. Apabila manusia tidak menggunakan potensi itu, maka yang bersangkutan akan dituntut dengan alasan menyia-nyiakan potensi yang dimiliki.

Semoga dengan elemen-elemem diatas kita dapat menjadi kaum seperti yang di sebutkan dalam Al Quran.

"Tidakkah Kami utus engkau wahai Muhammad, kecuali hanya sebagai rahmat bagi semesta alam." (Q.S. Al-Anbiya : 107).

Rahmat bagi semesta alam dengan kita melakukan kebaikan hablu minallah (hubungan & Allah), hablu minanns (hubungan & Manusia), dan hablu minal 'lam (hubungan & alam).
Jadi jelas Islam diturunkan bukan untuk Arab melainkan alam semesta walaupun nabi Muhammad dari Arab dan kita juga tidak harus jadi Arab untuk menjadi Islam, pertahankan kesatuan islam jangan mau di adu domba dengan mengkotak-kotakakan islam karena Islam adalah satu bagaikan satu tubuh dimana satu sama lain saling melengkapi dan tolong-menolong.

Wallahu a'lam bisshawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun