Mohon tunggu...
Arief
Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Pernah nulis dibeberapa media seperti SINDO, Jurnas, Surabaya Post, Suara Indonesia (dulu dimasa reformasi), Majalah Explo dll. ( @arief_nggih )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Obama Memutus Jalur Sutra Laut China

25 Mei 2016   12:10 Diperbarui: 25 Mei 2016   21:23 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak Ada Perang, Hanya Berebut Aliansi

Apakah akan ada perang di Laut China Selatan, bagi dua negara superpower ekonomi yaitu Amerika Serikat dan China, peperangan diantara mereka adalah bencana bagi keduanya. Berkaca pada perang dingin, maka berebut pengaruh adalah cara terbaik dari kedua negara untuk menguasai perekonomian Asia. Gencarnya China ekspansi dan bahkan dengan politik memberikan bantuan ke Afrika membutuhkan jalur perdagangan yang kuat. Investasi di sektor perkebunan dan sektor komoditas lainnya di Afrika harus mudah untuk dibawa ke China. Jalur Sutera Laut yang dimodifikasi dengan melewati Selat Malaka adalah salah satu cara China untuk mengurangi "bloking" negara-negara lainnya. Berupaya menarik Indonesia adalah salah satu kunci bagi China.

Tidak dapat dipungkiri, dengan sistem politik bebas aktif, pada akhir-akhir ini dapat dikatakan Indonesia lebih dekat hubungan diplomatik maupun ekonomi dibandingkan dengan Amerika Serikat. Terlepas dari faktor pilihan politik dan lainnya, ada yang menarik adalah bagaimana upaya Amerika Serikat mengurangi dampak bertambahnya kekuatan China yang sedang menjalin banyak kerjasama dengan Indonesia.

Setelah membebaskan embargo senjata, pasti Amerika Serikat akan memperkuat kerjasama ekonomi. Perdagangan Trans Pasifik (TPP) yang sudah melibatkan negara yang memiliki konflik langsung dengan China di Laut Selatan seperti Vietnam, Philipina dan lainnya menunjukkan bahwa pada akhirnya yang berperang di masa mendatang adalah aliansi "Blok Ekonomi" dan bukan "Blok Militer". Vietnam sangat mendapatkan manfaat dari keikutsertaan dalam TPP dengan produk alas kaki yang murah dan tekstil yang murah yang saat ini sudah mulai mengurangi pasar Indonesia di Amerika Serikat karena Vietnam mendapatkan pajak yang jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia.

Memutus Rantai Sutera China

Maka tidak berlebihan jika penguatan kerjasama militer dan ekonomi antara Philipina dan Vietnam (Singapura sudah dari dulu jadi mitra strategis Amerika Serikat), adalah upaya Amerika Serikat untuk menjepit bahkan memutus jalur sutera China yang melalui laut. Malaysia sebentar lagi akan memperkuat aliansi ekonomi dengan Amerika Serikat termasuk Brunei Darussalam. Kamboja yang selama ini masih keukeuhh...pada kebijakannya yang lebih ke China, tentu akan menjadi terkucil dan akan mulai mengarah ke sikap netral.

Mulai mengganggu strategi ekonomi China adalah langkah yang efektif bagi Amerika Serikat untuk mengurangi dominasi China di Laut China Selatan. Bagaimanakah Indonesia, mestinya bisa menjadi protagonis pada perubahan lanscape politik, diplomatik dan ekonomi sehubungan dengan semakin tingginya konflik Laut China Selatan. Sebagai negara yang tidak berhadapan langsung dengan konflik Laut China Selatan, meski ada insiden di Laut Natuna, jika aliansi Amerika Serikat dengan negara yang berkonflik dengan China semakin kuat, maka dipastikan kejadikan di Laut Natuna tidak akan ada dimasa depan. Menambah musuh Indonesia bagi China akan sangat berat. Pada momen inilah sebenarnya Indonesia bisa menggenjot perannya lebih besar. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan ekonomi ASEAN yang berpusat di Indonesia mestinya menjadi modal berharga untuk Indonesia membuat jalur ekonomi sendiri. 

Setiap ada konflik, pasti ada kesempatan emas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun