Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tiba-tiba mengeluarkan pesan tegas dan kuat menyikapi perkembangan stabilitas nasional belakangan ini. Beliau menyatakan tidak satupun - dan diulangi beliau - TIDAK SATUPUN MUSUH yang dibiarkan. Pesan tegas tersebut diakhiri dengan peringatan, INGAT! Siapa saja yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, akan berhadapan dengan TNI.
Peringatan tersebut memang tidak disebutkan secara khusus kepada kelompok tertentu, hanya disebutkan kepada pihak yang melakukan provokasi dan ambisi yang dibungkus dalam berbagai identitas.Â
Namun publik pun memahami bahwa peringatan tersebut keluar setelah kepulangan HRS yang secara provokatif menunjukkan kekuatan massanya, mulai dari penjemputan, penyambutan hingga pidato provokatif yang menghina aparat dan dibungkus dalam kegiatan keagamaan, yang seluruhnya dilakukan tanpa mempedulikan protokol kesehatan. Apa yang dilakukan mereka tentu menciderai nalar publik yang 8 bulan terakhir harus berjibaku hidup dalam pandemi.
Peringatan Panglima TNI tersebut rupanya membuat warganet terbelah menyikapinya. Ada yang mendukung pesan tersebut hingga kata kunci Bravo TNI sempat trending.Â
Namun sebagian lagi menyindir dan berucap tak percaya, karena umumnya warganet merasa muak pada sikap Pemerintah yang belakangan ini terlihat lemah dalam menyikapi arogansi kelompok ber-identitas agama tersebut.
Sikap ini bisa dimaklumi, karena warganet tidak punya keleluasaan untuk memahami intrik-intrik di belakang sikap Pemerintah tersebut. Saya pun termasuk.
Namun saya memahami, Pemerintah memang mempunyai keterbatasan-keterbatasan karena harus menjalankan semua keputusannya berdasarkan UU dan Peraturan yang ada.Â
Birokrasi seperti ini kadang menghambat Pemerintah bergerak cepat dan tegas. Belum lagi konsekuensi yang harus dipertimbangkan dari segala sektor, terutama di saat krisis ekonomi dan kesehatan ini.
Namun menganggap pesan tegas dan kuat dari Panglima TNI kemarin hanya gertak sambal, sekedar omdo alias omong doang, atau asbun seperti yang banyak dicuitkan oleh warganet tentu saja sangat merendahkan dan meremehkan peringatan tersebut.
TNI adalah institusi yang tupoksinya sebagai alat pertahanan negara. Sedangkan keamanan adalah tugas Kepolisian. Jadi peringatan Panglima TNI tersebut bisa dianggap merupakan pendahuluan atau pintu masuk bagi TNI untuk terlibat langsung dalam keamanan nasional demi menjaga stabilitas nasional dimana TNI berkepentingan untuk menjaga hal tersebut sebagai kunci pertahanan dan ketahanan negara.
Selain itu, saat Panglima TNI menyampaikan pesan tersebut, beliau didampingi oleh 5 orang Jenderal dari pasukan tempur dan satuan khusus TNI. Kita seharusnya bisa menebak kira-kira apa yang ingin ditunjukkan Panglima bukan?
5 Jenderal perang TNI yang mendampingi Panglima TNI adalah Pangkostrad Letjen TNI Eko Margiyono, Komandan Koopssus Mayjen TNI Richard TH.Tampubolon, Danjen Kopassus Mayjen TNI Achmad Hasan, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Suhartono, dan Komandan Korpaskhas Marsda TNI Eris Widodo Y.Â
Berikut adalah info singkat tentang pasukan dan satuan tempur elit ini.
Kostrad atau Komando Strategis Angkatan Darat adalah satuan tempur dasar milik TNI AD. Kostrad adalah bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Kostrad memiliki jumlah pasukan yang dirahasiakan dan selalu siap untuk beroperasi atas perintah Panglima TNI kapan saja.
Kopassus juga bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, namun sebagai pasukan khusus ia memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Korps Marinir TNI Angkatan Laut atau Kormar adalah salah satu Komando Utama Operasi  TNI di bawah kendali langsung Panglima TNI. Tugas Kormar adalah melakukan operasi-operasi spt amfibi, pertahanan pantai dan pengamanan pulau terluar sesuai kebijakan Panglima.
Korps Pasukan Khas atau Paskhas TNI Angkatan Udara merupakan pasukan tempur yang bersifat infantri dengan format organisasi tempur yang khas bagi kebutuhan matra udara.
Sedangkan Koopsus TNI atau Komando Operasi Khusus TNI yang merupakan gabungan dari pasukan elit dari tiga matra TNI yaitu Kopasus, Denjaka, dan Kopaskhas yang bertugas menyelenggarakan operasi khusus dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan operasi khusus.
BUKAN GERTAK SAMBAL
Jadi menganggap remeh atau gertak sambal peringatan yang diberikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi bersama kelima Jenderal Tempur TNI tersebut, jelas tidak tepat. Sebelum tutup tulisan ini, sekali lagi saya kutip ucapan Panglima:
"INGAT! Siapa saja yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, akan berhadapan dengan TNI."
Hidup TNI. Hidup Rakyat.
NKRI Harga Mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H