Mohon tunggu...
Arief Noviandi
Arief Noviandi Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Penyuka Caffe Latte dan Cappucino, tak kuat kopi hitam. Suka menyelami kata-kata dan grafis di media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Benarkah Peringatan Panglima TNI Hanya Gertak Sambal?

16 November 2020   11:41 Diperbarui: 16 November 2020   11:48 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tiba-tiba mengeluarkan pesan tegas dan kuat menyikapi perkembangan stabilitas nasional belakangan ini. Beliau menyatakan tidak satupun - dan diulangi beliau - TIDAK SATUPUN MUSUH yang dibiarkan. Pesan tegas tersebut diakhiri dengan peringatan, INGAT! Siapa saja yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, akan berhadapan dengan TNI.

Peringatan tersebut memang tidak disebutkan secara khusus kepada kelompok tertentu, hanya disebutkan kepada pihak yang melakukan provokasi dan ambisi yang dibungkus dalam berbagai identitas. 

Namun publik pun memahami bahwa peringatan tersebut keluar setelah kepulangan HRS yang secara provokatif menunjukkan kekuatan massanya, mulai dari penjemputan, penyambutan hingga pidato provokatif yang menghina aparat dan dibungkus dalam kegiatan keagamaan, yang seluruhnya dilakukan tanpa mempedulikan protokol kesehatan. Apa yang dilakukan mereka tentu menciderai nalar publik yang 8 bulan terakhir harus berjibaku hidup dalam pandemi.

Peringatan Panglima TNI tersebut rupanya membuat warganet terbelah menyikapinya. Ada yang mendukung pesan tersebut hingga kata kunci Bravo TNI sempat trending. 

Namun sebagian lagi menyindir dan berucap tak percaya, karena umumnya warganet merasa muak pada sikap Pemerintah yang belakangan ini terlihat lemah dalam menyikapi arogansi kelompok ber-identitas agama tersebut.

Sikap ini bisa dimaklumi, karena warganet tidak punya keleluasaan untuk memahami intrik-intrik di belakang sikap Pemerintah tersebut. Saya pun termasuk.

Namun saya memahami, Pemerintah memang mempunyai keterbatasan-keterbatasan karena harus menjalankan semua keputusannya berdasarkan UU dan Peraturan yang ada. 

Birokrasi seperti ini kadang menghambat Pemerintah bergerak cepat dan tegas. Belum lagi konsekuensi yang harus dipertimbangkan dari segala sektor, terutama di saat krisis ekonomi dan kesehatan ini.

Namun menganggap pesan tegas dan kuat dari Panglima TNI kemarin hanya gertak sambal, sekedar omdo alias omong doang, atau asbun seperti yang banyak dicuitkan oleh warganet tentu saja sangat merendahkan dan meremehkan peringatan tersebut.

TNI adalah institusi yang tupoksinya sebagai alat pertahanan negara. Sedangkan keamanan adalah tugas Kepolisian. Jadi peringatan Panglima TNI tersebut bisa dianggap merupakan pendahuluan atau pintu masuk bagi TNI untuk terlibat langsung dalam keamanan nasional demi menjaga stabilitas nasional dimana TNI berkepentingan untuk menjaga hal tersebut sebagai kunci pertahanan dan ketahanan negara.

Selain itu, saat Panglima TNI menyampaikan pesan tersebut, beliau didampingi oleh 5 orang Jenderal dari pasukan tempur dan satuan khusus TNI. Kita seharusnya bisa menebak kira-kira apa yang ingin ditunjukkan Panglima bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun