Mohon tunggu...
Arief Gununk Kidoel
Arief Gununk Kidoel Mohon Tunggu... lainnya -

"Sejenak Menapak Riuhnya Dunia Maya" ~ penghobi tanaman hias dan koleksi ~ di desa di Gunung Kidul DIY Hadiningrat yang mencoba belajar menulis ~

Selanjutnya

Tutup

Money

Usulan Kepada Lembaga Perbankan Mengenai Kredit Pinjaman Modal Usaha Beternak Puyuh Petelur

30 Desember 2011   23:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usulan, ya hanya usulan. Untuk dunia perbankan.

Apa didengar?


Didengar tidak didengar yang penting usul. Mengenai kredit pinjaman modal untuk usaha beternak puyuh petelur. Maksudnya kalau bisa biar sejahtera bersama-sama. Begitu.


Biarpun barangkali dianggap usulan yang sekedar karepe mbilung, ya tidak apa-apa to. Daripada disimpan jadi uneg-uneg yang bisa menyesakkan. Lebih baik dilepas saja, jadi tulisan.


Usulan kepada dunia perbankan.

Apakah hanya kepada bank yang hobi memberikan kredit pinjaman modal usaha? Tentu maksud saya tidak hanya bank, tetapi kepada semua lembaga yang bergerak di bidang keuangan semacam ini. Baik dengan bunga berat, bunga ringan, bunga empuk, bunga lunak, bunga genduk-genduk, bunga-bungaan dan semacamnya.


Usulan inipun lebih merupakan untuk yang usaha beternak puyuh petelur. Dan yang modalnya pakai pinjaman, bukan modal sendiri.


Lebih khususnya lagi untuk yang beternaknya mulai sejak DOQ (Day Old Quail) umur satu hari, atau yang mulai umuran siap naik kandang, atau lagi bahkan yang siap telur (40 hari).

Jadi untuk pembibitan, maupun yang beternaknya mulai dari menetaskan sendiri telur puyuh final stock, saya belum paham penghitungannya.


Bukan saya menganggap gegabah. Namun beberapa peternak dalam menurunkan kredit pinjaman bank atau lembaga yang semacamnya, sering tidak memperhatikan sifat khas usaha budidaya burung puyuh petelur ini. Terutama yang pemula (saya).


Demikian juga surveyor atau apapun itu namanya, sekali lagi saya tidak menganggap gegabah, bisa saja tanpa memahami lebih mendalam mengenai bagaimana sifat usaha budidaya ini, sekonyong-konyong (koder) demikian saja menurunkan dana. Alhasil, setelah beberapa lama, kalau peminjam sudah kehabisan cadangan dana bilamana harga telur puyuh terpuruk, maka kredit macet bisa mengancam. Nah lho... Salah siapa? Mau cari kambing hitam lagi?

Lebih sering yang disalahkan adalah manajemen peminjam yang tidak beres. Tidak ada saving saat harga bagus, terlalu tinggi pembiayaan rumah induk pada awal mulai usaha beternak puyuh petelur, dll kesalahan yang bisa dicari atau dicari-cari.


Belum tentu.


Baiklah. Pertama, pelajari dulu bagaimana lika-liku usaha budidaya beternak burung puyuh petelur ini. Di dalamnya termasuk juga sifat usaha ini.

Mengacu pada analisa usaha puyuh petelur.

Terutama untuk peternak yang memulai usahanya sejak puyuh umur 1 hari, masih bibit puyuh (DOQ) :


# dengan asumsi bahwa kualitas bibit puyuhnya sama.


# ini yang penting diperhatikan, bahwa rata-rata pada umur sekitar dua (2) bulan si puyuh ini baru memberi hasil.


# hasil tersebut merupakan selisih lebih antara pembelian pakan dan penjualan telur.


# walaupun mungkin sudah tidak berlaku lagi, namun harga telur puyuh pada posisi rendah secara umum biasa terjadi menjelang dan sampai akhir tahun (bulan-bulan dengan akhiran -ber).


Untuk itu, berikut ini merupakan usulan kepada pihak perbankan maupun lembaga semacamnya, mengenai bagaimana sistem pemberian kredit pinjaman modal untuk usaha beternak burung puyuh petelur:


1. Mengenai besar kecil kucuran dana untuk modal, tentu diukur dari jumlah populasi yang akan dipiara.


2. Jika pengajuan menggunakan analisa usaha, diteliti terlebih dahulu pada permodalan pembuatan rumah induk. Abaikan jika sudah punya bangunan untuk rumah induk ternak puyuh. Biasanya di pembuatan rumah induk, terlena untuk pada awalnya membuat yang semewah-mewahnya, tidak memperhitungkan si puyuh yang terengah-engah mengembalikan modal.


3. Mengingat bahwa pada baru bulan kedua si puyuh memberi laba, maka angsuran pertama baru dibayarkan pada bulan ke-3 setelah pencairan dana. Jika langsung wajib pada bulan pertama berjalan, bahkan sampai bulan kedua pun, uang dari mana?? Dari hongkong??

Berarti ya mengambil dari modal kan?? Modal sudah berkurang untuk angsuran pertama dan kedua.


4. Berkaitan dengan no-3. Jika mulainya sejak umuran 25 hari - 40 hari, maka pembayaran angsuran pertama jatuh pada bulan kedua.


5. Sebaiknya pencairan dana untuk dipakai langsung mulai usaha beternak puyuh petelur ini, diberikan pada bulan sekitar Agustus sampai Januari. Di luar itu, sebaiknya dipertimbangkan lagi.


Sementara hanya usulan tersebut yang saya sampaikan. Mungkin seperti teriakan di tengah gurun pasir yang lantas hilang ditelan deru angin. Atau dianggap usulan yang mencari enaknya sendiri sebagai peternak puyuh petelur. Silahkan saja. Tapi rasanya memang begitu idealnya.

Salam
Puyuh Jaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun