Kasus penembakan bos rental di rest area Tol Tangerang-Merak membuka masalah soal pengaduan kepada polisi. Korban, bersama anaknya ternyata sudah meminta pendampingan karena pelaku penggelapan mobil membawa senjata api.Â
Fakta itu membuka masalah soal prosedur pengaduan kepada polisi yang terlalu kaku. Tak hanya sekali laporan warga mental dan berakhir viral. Kapolri perlu melihat fenomena ini dengan serius. Ada masalah soal prosedur penerimaan laporan dan tindak lanjut oleh polisi.Â
Kapolsek Cinangka, yang menerima laporan bos rental, mengatakan pelapor tidak membawa bukti kepemilikan mobil. Polisi anggap bahwa bukti kepemilikan itu adalah SOP dan prosedur laporan.Â
Di situ, polisi benar karena mengedepankan SOP laporan. Tapi di satu sisi polisi salah karena mengabaikan laporan ada orang yang membawa senjata api. Perlu diingat, polisi memiliki peran menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Maka melihat laporan itu, polisi harusnya memiliki kepekaan bahwa ada konflik yang akan berujung pada gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.Â
Seharusnya, Polsek melakukan pendampingan dan bertemu dengan pihak yang berkonflik lainnya. Polisi harus bertemu dengan pihak yang dilaporkan dan diadukan, apakah benar tuduhan dari si pelapor. Pokoknya, polisi jalan saja dulu. Apabila si pembuat laporan berbohong, toh bisa dihukum dengan pasal laporan palsu.Â
Tanpa atau dengan adanya pendampingan polisi, orang tersebut pasti akan merebut kembali benda yang dianggap miliknya. Sudah pasti akan ada kekerasan, terbukti bos rental membawa asosiasi dan kelompoknya, sementara pelaku adalah oknum TNI yang terlatih membawa senjata api.Â
Polisi Harus Belajar dari Damkar
Polisi harus belajar dari pemadam kebakaran (Damkar) soal pengaduan laporan. Damkar, khususnya di Jakarta, tak pernah neko-neko. Mereka menerima setiap laporan masuk, tanpa bertanya tetek bengek. Cuma sekedar meminta alamat dan unit meluncur.Â
Toh, kalau pelapor berbohong, dia akan ditindak dengan prosedur yang berlaku. Â
Segala laporan dan penanganan dia sikat. Damkar tak hanya pemadam kebakaran, Mereka tetap jalan meski laporan hanya sekedar kunci yang tersangkut di selokan.Â
Seharusnya, polisi yang menjadi koordinator call center darurat. Seperti di Amerika Serikat, semua orang menghubungi 911. Ada laporan, dan polisi muncul segera. Polisi tak berkutat soal bukti-bukti dan tetek bengek administrasi lain kepada pelapor.Â