Mohon tunggu...
Arief Ikhsanudin
Arief Ikhsanudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Sarjana Ilmu Politik, Suka sejarah dan budaya. Teman jalan-jalan istri.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Andai Presidential Threshold Dihapus di Pilpres 2024, Kita Punya 6 Capres

3 Januari 2025   07:41 Diperbarui: 3 Januari 2025   08:18 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, calon yang bisa saja maju adalah Muhaimin Iskandar dari PKB. Saya pikir, Muhaimin atau Cak Imin akan memilih untuk maju sendiri sebagai calon presiden jika memungkinkan. Kemudian, calon lain seperti Airlangga Hartarto yang memang harusnya diusung oleh Golkar untuk Capres. Ada pula Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra dari SBY, dari Partai Demokrat pun mungkin akan maju.

Mungkin saja pemilu 2024 bisa menjadi enam calon dibanding hanya tiga calon. Enam nama-nama itu yang saya pikir punya kemungkinan untuk maju dan memang sudah berseliweran dari awal sebelum akhirnya hanya mengerucut pada tiga nama karena ambang batas presiden.

Publik Lebih Punya Kepastian

Dengan penghapusan ambang batas ini, kita akan menghindari dua pasangan calon dengan proses negosiasi yang lama. Partai-partai yang punya tokoh populer tapi tak memiliki 20% suara pemilu legislatif, bisa mencalonkan. Mereka tak akan pusing memikirkan teman koalisi.

Permainan trik-trik dan jual beli untuk membentuk koalisi pun akan minim terjadi. Kita tak akan mendengar simpang siur terlalu lama, dan drama-drama politik di media massa.

Kita tak akan mendengar kisah Demokrat yang merasa tersakiti lalu pindah koalisi, atau Airlangga Hartarto yang tak jadi Capres. Muhaimin Iskandar pun tak akan jadi kutu loncat untuk menjadi peserta pilpres, meski hanya sebagai calon wakil presiden.

Kita akan mendapatkan kepastian siapa saja calon yang akan bertarung lebih cepat. Sehingga, publik memiliki waktu yang panjang untuk membaca dan mengetahui rekam jejak dari masing-masing pasangan calon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun