Mohon tunggu...
Arief Ikhsanudin
Arief Ikhsanudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang Ketik

Kalau tak memiliki cerita pribadi yang menarik, tulis cerita orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Raditya Dika Trauma Nonton Muay Thai di Thailand, Anak Kecil Tarung di Ring

12 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 12 Juli 2024   08:05 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komika sekaligus penulis Raditya Dika menceritakan kisah menarik saat dia berada di Thailand. Dia menonton Muay Thai, beladiri tradisional Thailand, namun merasa trauma karena melihat pertarungan anak kecil hingga dewasa yang 'brutal.'

Cerita itu disampaikan dalam podcast dengan bintang tamu YouTuber Koi, pemilik Channel Sepulang Sekolah. Radit mengatakan dia mendatangi Thailand untuk kepentingan riset film selama dua minggu. 

Dia memilih menonton hal yang tak biasa. Saat Radit mengatakan dia menonton Muay Thai, Koi pun kaget dan tertawa. Koi yang enthusiast Thailand dan sering ke Thailand pun belum pernah menyaksikan Muay Thai.  

Menurut Koi, turis Indonesia tak pernah terpikir untuk menonton Muay Thai. Mereka lebih memilih berbelanja, makan, atau ke tempat wisata lainnya. Sementara Muay Thai bersifat pertarungan, dan tak semua orang suka melihat hal tersebut.

***

Radit tak merinci lokasi tempat dia menonton Muay Thai. Namun, dia nekat datang tanpa tahu bagaimana cara memesan tiket dan sebagainya. Seperti di Indonesia, di Thailand pun banyak calo yang menghampiri dan menawarkan tiket. 

Lokasi pertandingan bukanlah stadion besar. Kalau penulis bayangkan, mungkin seperti gor atau tempat badminton di kecamatan. Mungkin ruangan berisi tempat duduk disusun undak-undak atau mungkin memiliki balkon untuk penonton di bagian atas. 

Namun, ruangan kecil itu diisi penuh oleh warga Thailand. Orang-orang itu menonton mengelilingi ring tarung di tengah-tengah gedung. Radit mungkin jadi satu-satunya orang asing yang menonton di sana. Dia duduk di pojok bawah ring. Dengan mendongak, dia melihat pertarungan yang akan disuguhkan. 

Tapi, kagetlah dia saat melihat pertarungan berdasarkan kelas umur. Pertandingan pertama yang disuguhkan adalah pertandingan anak SD. Setelah itu, umur semakin meningkat dan akhirnya pada pertandingan dewasa. 

"Gue trauma, karena tanding itu, ada banyak stagenya, pertama dikasih anak kecil dulu. Anjir nih, serius nih anak kecil tampol-tampolan. Anak SMP, jadi makin lama makin tua," kara Radit dalam podcast tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun