Mohon tunggu...
Muhammad Ariefianto
Muhammad Ariefianto Mohon Tunggu... Guru - Guru di Sekolah Mutiara Bunda Bandung

Makhluk Allah yang terlahir dengan senyum bahagia kedua orangtua, dan bercita-cita kembali kepada Allah diiringi senyum bahagia karena mampu mengoptimalkan tugas hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PISA dan Dilema Kualitas Pendidikan Indonesia

25 Juli 2019   14:07 Diperbarui: 25 Juli 2019   14:14 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Indonesia Berkualitas Prima

Kalau kita mau meluangkan waktu sejenak saja meresapi seluruh cita-cita para pendiri bangsa ini khususnya di bidang pendidikan maka tergambar jelas sejatinya bagaimana pendidikan Indonesia itu seharusnya. 

Gabungan dari berbagai cita-cita para tokoh pejuang pendidikan bangsa akan membuat sebuah mozaik besar itu berwujud yaitu SDM bangsa Indonesia yang berkualitas prima, baik diukur dari dirinya, lingkungan masyarakatnya, negaranya bahkan sampai diluar negaranya, semua mengakui kalau dirinya berkualitas. Dengan mulai membongkar kembali mozaik dimaksud maka akan jelas pula gambaran dari masing-masing potongan gambar yang menyusunnya.

Kualitas diri diukur dari sehat mental juga pola pikirnya, selalu positif serta meluaskan cara pandang ketika menghadapi permasalahan sehingga senantiasa menjawab berbagai masalah dengan opsi saling menang dengan prinsip win-win solution, semua pihak diuntungkan tanpa terkecuali. 

Kemampuan ini tidak bisa diajarkan dalam bentuk kognitif, melainkan dengan berbagai kasus dan permasalahan yang harus diselesaikan di setiap fasenya, berbentuk keterampilan hidup. Setiap sekolah harus mampu menciptakan program ini dalam intergrasi dengan berbagai mata pelajaran maupun diluar mata pelajaran untuk mewujudkan poin kualitas diri dimaksud.

Setelah kualitas diri terwujud maka berikutnya adalah kualitasnya dinilai oleh lingkungan tempat tinggalnya. Setiap siswa diharuskan memiliki kepekaan sosial yang tinggi tuk minimal meresapi apa saja permasalahan lingkungan yang dihadapi masyarakat di sekelilingnya. 

Lebih optimal lagi jika setelah mengidentifikasi, siswa tersebut mampu merumuskan berbagai opsi solusi dari permasalahan yang ada menggunakan berbagai disiplin ilmu yang dipelajarinya di sekolah. 

Mewujudkan kemampuan dimaksud tentu tidak bisa dengan tatap muka lalu berteori di kelas, melainkan harus dibuat program riil siswa yang langsung bersentuhan dengan permasalahan yang dialami masyarakat ataupun program mengasah kepekaan sosial siswa. Hal ini merupakan syarat mutlak tuk bisa mewujudkan rasa empati yang dimiliki siswa.

Berikutnya adalah kualitasnya dinilai secara nasional, dimana kemampuan yang dimiliki siswa berkaitan dengan kurikulum nasional. Secara kognitif maupun psikomotorik memenuhi semua tuntutan kurikulum yang diamanahkan oleh pemerintah.

Untuk mewujudkan hal ini perlu diiringi dengan proses pembelajaran yang nyaman, atraktif serta memberi ruang yang leluasa bagi siswa untuk mengembangkan dirinya, menyelesaikan berbagai persoalan dengan berbagai opsi cara tidak hanya satu langkah saja.

Terakhir siswa mampu berkiprah dalam pergaulan internasional dengan rekan-rekannya dari berbagai Negara. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan suatu program khusus yang melatih kemampuan secara global yaitu bagaimana eksis dalam dunia pergaulan internasional yang memiliki berbagai perbedaan budaya, bahasa serta adat istiadat juga norma kesopanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun