By M. Ariefianto
Â
Pengantar Pentingnya Adab
Dalam suatu kesempatan bersama para sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan Akhlaq." Dengan kalimat lain bahwa sesungguhnya tugas risalah Rasulullah ke dunia ini adalah memperbaiki akhlaq atau adab manusia, khususnya saat itu di jazirah Arab yang sangat jahiliyyah dan umumnya kepada seluruh manusia di dunia untuk menjadi makhluk Allah yang beradab. Oleh karenanya Rasulullah selama hampir 23 tahun sejak diberi amanah kerasulannya berjuang dengan memberi teladan terbaik kepada para sahabatnya sekaligus kepada umat manusia seluruhnya.
Hasil pendidikan Rasulullah selama 23 tahun memberikan dampak besar bagi jazirah Arab yang sebelumnya dikenal sangat terbelakang dan jauh dari Adab apalagi menjadi sebuah Peradaban, menjadi sebuah wilayah yang mampu menjadi sumber Peradaban dunia diantara hegemoni Peradaban Persia juga Romawi yang jauh lebih lama dan mapan. Dasar dari Revolusi Besar di Jazirah Arabia tak lain adalah Adab Rasulullah dan para sahabatnya yang mulia dan tak tertandingi, hal ini karena Rasulullah langsung dididik juga dibimbing oleh Allah SWT. Salah satu contoh ketinggian adab yang dicontohkan Rasulullah adalah kisah tentang sahabat Ubay bin Ka'ab dan Ibnu Abbas. Suatu hari Ubay bin Ka'ab sedang menunggu kendaraan, maka Ibnu Abbas (saudara sepupu nabi) segera mengambil hewan kendaraannya agar Ubay bin Ka'ab menaikinnya kemudian Ibnu Abbas berjalan bersamanya. Maka berkatalah Ubay bin Ka'ab kepadanya, "Apa ini, Wahai Ibnu Abbas?", Ibnu Abbas menjawab, "Beginilah kami diperintahkan untuk menghormati ulama kami." Ubay menaiki kendaraan, sedangkan Ibnu Abbas berjalan dibelakang hewan kendaraannya. Ketika turun, Ubay bin Ka'ab mencium tangan Ibnu Abbas. Lalu Ibnu Abbas bertanya, "Apa ini?" Ubay bin Ka'ab menjawab, "Begitulah kami diperintahkan untuk menghormati keluarga Nabi kami." Begitu tingginya Adab yang ditunjukkan oleh para sahabat. Hal ini juga menunjukkan pentingnya Adab itu bagi kita semua tuk menjadi manusia yang sesuai fitrah penciptaannya, manusia yang Adil dan Beradab.
Mengapa Adab Penting Sebelum Ilmu?
 Setelah generasi Rasulullah dan para sahabat, generasi Tabiin dan Tabiit Tabiin juga ulama salaf terus menjaga penekanan pentingnya mempelajari adab ini sebelum ilmu. Ulama besar di Madinah yaitu Imam Malik yang menjadi guru dari Imam Syafi'i juga rekan diskusi yang diandalkan oleh Imam Abu Hanifah, ketika akan belajar ilmu agama pertama kali kepada guru beliau yang bernama Imam Rabi'ah Ibnu Abi Abdirrahman diingatkan ibundanya tuk meneladani akhlaq beliau sebelum mengambil ilmunya. Ibunda Imam Malik berkata, "Pelajarilah Adab darinya (Imam Rabi'ah), sebelum mengambil ilmunya."Â
Mengapa kita harus belajar Adab dulu sebelum Ilmu? Minimal ada 3 hal yang bisa menjawab pertanyaan itu menurut saya pribadi yang sangat awam, diantaranya adalah:
- Penguasaan Ilmu Tinggi Membuat Manusia Rentan Kesombongan
Hakikat manusia secara umum apabila memiliki suatu kemampuan atau ilmu cenderung tuk mengakui bahwa kemampuan atau ilmu itu adalah hasil kerja kerasnya sendiri. Semua didapatkan karena upayanya sendiri tanpa bantuan siapapun, termasuk bantuan Allah SWT. Banyak sekali Kaum yang diberi Allah ilmu dan kemampuan tuk membuat suatu bangunan besar, megah dan kuat namun ternyata mengingkari nikmat yang Allah beri dan merasa bahwa itu semua hasil kerja kerasnya saja, sebut saja Kaum Aad, kaum Tsamud, yang akhirnya Allah binasakan, semua bermuara pada hal yang sama yaitu kurang Beradab. Mereka semua merasa sombong akan kemampuan yang sudah dimilikinya.Â
Adab akan memberi semacam rem untuk kesombongan dalam diri ketika kita memiliki suatu kemampuan atau ilmu, bahwa semua ilmu yang dimiliki datangnya dari Allah, tidak ada satu pun karena kita pribadi. Pada hakikatnya Adab akan memberikan satu kata kunci yaitu, "Laa haula walaa quwwata illa billah." Artinya "Tiada Daya dan Upaya Melainkan Karena Allah Semata."Â
- Penguasaan Ilmu Tinggi Membuat Manusia Koruptif dan Lupa Diri
Suatu ilmu atau kemampuan juga akan cenderung membuat manusia menggunakannya untuk kepentingannya sendiri mengikuti hawa nafsunya. Banyak sekali peristiwa koruptif dari zaman dahulu sampai saat ini dikarenakan memiliki kemampuan yang tinggi tapi tidak diimbangi dengan Adab. Karena dengan Adab akan membuat manusia berpikir ulang bahwa hidup kita bisa dipenuhi sesuai kebutuhannya saja, tidak perlu berlebih-lebihan lalu jadi mubadzir.Â
Tindakan menumpuk-numpuk harta untuk kepentingan dirinya sendiri sehingga melahirkan perilaku kikir dan rakus juga serakah, menghalalkan berbagai macam cara untuk mengumpulkan harta lalu ketika meninggal dunia tidak membawa apa-apa, hanya tinggal cerita. Kisah Qorun di zaman Nabi Musa sangat tepat untuk menggambarkan perilaku dimaksud. Dengan adab akan memberikan sebuah kata kunci yaitu, "Aku aman bagimu, Aku nyaman bersamamu, Aku bermanfaat Untukmu."
- Penguasaan Ilmu Tinggi Membuat Manusia Banyak Bicara
Secara naluri bagi manusia pada umumnya ketika memiliki suatu kemampuan akan cenderung membuat yang bersangkutan jadi banyak bicara, apalagi bicara terkait kemampuannya yang dimaksud. Bahkan akhirnya cenderung menjadi banyak bicara namun kurang amalnya. Padahal dengan banyak bicara akan membuka banyak kemungkinan tuk salah dan akhirnya berdosa. Oleh karenanya para ulama zaman dahulu sangat berhati-hati ketika berbicara karena khawatir akan menjerumuskan pada kesalahan dan dosa.Â
Para ulama selalu memberikan contoh untuk meluruskan niat untuk berbicara dengan santun, jujur dan bermanfaat. Apabila tidak mampu berbicara seperti itu lebih baik diam. Ini adalah adab. Bahkan khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah berkata, "Siapa yang menghitung-hitung perkataannya daripada amalannya tentu ia akan sedikit bicara kecuali untuk hal yang bermanfaat." Diam itu emas, namun berkata yang bermanfaat adalah Intan permata, hanya dengan Adab kita bisa memahaminya. Â
Â
Kesimpulan Pentingnya Adab
Kita perlu merenung sejenak tuk melihat perilaku generasi soleh setelah zaman Rasulullah dan para sahabat hidup, mereka semua sangat mementingkan adab di atas kepentingan lainnya. Di zaman keemasannya adab menuntut ilmu sangat diperhatikan oleh para ulama. Karena para ulama sangat meyakini bahwa Adab akan mendatangkan ilmu yang berkah, sementara keberkahan akan bersama dengan manfaat. Diantara adab menuntut ilmu itu, misalnya:
- Selalu datang ke majelis ilmu sebelum pelajaran di mulai bahkan ada yang sampai menginap agar dapat tempat duduk terdepan karena majelis ilmu saat itu sangat ramai.
- Menghapal beberapa buku (matan/ringkasan isi) sebelum belajar ke ulama. Bahkan beberapa ulama mempersyaratkan jika ingin belajar kepadanya harus hafal dahulu. Misalnya imam Malik yang mempersyaratkan harus hafal kitab hadits yang tebal yaitu Al-Muwattha'.
- Menjaga suasana belajar dengan fokus dan tidak bermain-main, misalnya mengobrol dengan temannya. Â
Selanjutnya kita perlu berdoa kepada Allah untuk selalu diberikan Adab sebelum ilmu. Dalam salah satu doanya Rasulullah adalah "Allahummahdinii li ahsanil akhlaaqi laa yahdi li-ahsanihaa illa anta, washrif 'anni sayyi-ahaa, laa yashrif 'anni sayyi-ahaa illa anta (artinya: Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang memalingkannya kecuali Engkau)." (HR. Muslim no. 771, dari 'Ali bin Abi Tholib).
Sebagai penutup, semoga kita semua yang berperan di bidang pendidikan khususnya bisa memulai langkah awal untuk mengedepankan Adab sebelum Ilmu, tujuannya tercapai keberkahan yang akan diikuti oleh kebermanfaatan dalam ridho Allah semata. Ibnu Mubarak mengatakan, "Barangsiapa meremehkan adab, niscaya dihukum dengan tidak memiliki hal-hal sunnah. Barang siapa meremehkan sunnah-sunnah, niscaya dihukum dengan tidak memiliki (tidak mengerjakan) hal-hal yang wajib. Dan barang siapa meremehkan hal-hal yang wajib, niscaya dihukum dengan tidak memiliki makrifah (mengenal dan dikenal Allah)." Cukup hal ini yang menjadi peringatan tuk kita semua. Wallahu a`lam.
M. Ariefianto (Guru di Sekolah Mutiara Bunda bandung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI