Mohon tunggu...
Muhammad Ariefianto
Muhammad Ariefianto Mohon Tunggu... Guru - Guru di Sekolah Mutiara Bunda Bandung

Makhluk Allah yang terlahir dengan senyum bahagia kedua orangtua, dan bercita-cita kembali kepada Allah diiringi senyum bahagia karena mampu mengoptimalkan tugas hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Manusia yang Beradab

11 Juli 2019   08:49 Diperbarui: 11 Juli 2019   09:15 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

By M. Ariefianto

 

Pengantar Pentingnya Adab

Dalam suatu kesempatan bersama para sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan Akhlaq." Dengan kalimat lain bahwa sesungguhnya tugas risalah Rasulullah ke dunia ini adalah memperbaiki akhlaq atau adab manusia, khususnya saat itu di jazirah Arab yang sangat jahiliyyah dan umumnya kepada seluruh manusia di dunia untuk menjadi makhluk Allah yang beradab. Oleh karenanya Rasulullah selama hampir 23 tahun sejak diberi amanah kerasulannya berjuang dengan memberi teladan terbaik kepada para sahabatnya sekaligus kepada umat manusia seluruhnya.

Hasil pendidikan Rasulullah selama 23 tahun memberikan dampak besar bagi jazirah Arab yang sebelumnya dikenal sangat terbelakang dan jauh dari Adab apalagi menjadi sebuah Peradaban, menjadi sebuah wilayah yang mampu menjadi sumber Peradaban dunia diantara hegemoni Peradaban Persia juga Romawi yang jauh lebih lama dan mapan. Dasar dari Revolusi Besar di Jazirah Arabia tak lain adalah Adab Rasulullah dan para sahabatnya yang mulia dan tak tertandingi, hal ini karena Rasulullah langsung dididik juga dibimbing oleh Allah SWT. Salah satu contoh ketinggian adab yang dicontohkan Rasulullah adalah kisah tentang sahabat Ubay bin Ka'ab dan Ibnu Abbas. Suatu hari Ubay bin Ka'ab sedang menunggu kendaraan, maka Ibnu Abbas (saudara sepupu nabi) segera mengambil hewan kendaraannya agar Ubay bin Ka'ab menaikinnya kemudian Ibnu Abbas berjalan bersamanya. Maka berkatalah Ubay bin Ka'ab kepadanya, "Apa ini, Wahai Ibnu Abbas?", Ibnu Abbas menjawab, "Beginilah kami diperintahkan untuk menghormati ulama kami." Ubay menaiki kendaraan, sedangkan Ibnu Abbas berjalan dibelakang hewan kendaraannya. Ketika turun, Ubay bin Ka'ab mencium tangan Ibnu Abbas. Lalu Ibnu Abbas bertanya, "Apa ini?" Ubay bin Ka'ab menjawab, "Begitulah kami diperintahkan untuk menghormati keluarga Nabi kami." Begitu tingginya Adab yang ditunjukkan oleh para sahabat. Hal ini juga menunjukkan pentingnya Adab itu bagi kita semua tuk menjadi manusia yang sesuai fitrah penciptaannya, manusia yang Adil dan Beradab.

Mengapa Adab Penting Sebelum Ilmu?

 Setelah generasi Rasulullah dan para sahabat, generasi Tabiin dan Tabiit Tabiin juga ulama salaf terus menjaga penekanan pentingnya mempelajari adab ini sebelum ilmu. Ulama besar di Madinah yaitu Imam Malik yang menjadi guru dari Imam Syafi'i juga rekan diskusi yang diandalkan oleh Imam Abu Hanifah, ketika akan belajar ilmu agama pertama kali kepada guru beliau yang bernama Imam Rabi'ah Ibnu Abi Abdirrahman diingatkan ibundanya tuk meneladani akhlaq beliau sebelum mengambil ilmunya. Ibunda Imam Malik berkata, "Pelajarilah Adab darinya (Imam Rabi'ah), sebelum mengambil ilmunya." 

Mengapa kita harus belajar Adab dulu sebelum Ilmu? Minimal ada 3 hal yang bisa menjawab pertanyaan itu menurut saya pribadi yang sangat awam, diantaranya adalah:

  1. Penguasaan Ilmu Tinggi Membuat Manusia Rentan Kesombongan

Hakikat manusia secara umum apabila memiliki suatu kemampuan atau ilmu cenderung tuk mengakui bahwa kemampuan atau ilmu itu adalah hasil kerja kerasnya sendiri. Semua didapatkan karena upayanya sendiri tanpa bantuan siapapun, termasuk bantuan Allah SWT. Banyak sekali Kaum yang diberi Allah ilmu dan kemampuan tuk membuat suatu bangunan besar, megah dan kuat namun ternyata mengingkari nikmat yang Allah beri dan merasa bahwa itu semua hasil kerja kerasnya saja, sebut saja Kaum Aad, kaum Tsamud, yang akhirnya Allah binasakan, semua bermuara pada hal yang sama yaitu kurang Beradab. Mereka semua merasa sombong akan kemampuan yang sudah dimilikinya. 

Adab akan memberi semacam rem untuk kesombongan dalam diri ketika kita memiliki suatu kemampuan atau ilmu, bahwa semua ilmu yang dimiliki datangnya dari Allah, tidak ada satu pun karena kita pribadi. Pada hakikatnya Adab akan memberikan satu kata kunci yaitu, "Laa haula walaa quwwata illa billah." Artinya "Tiada Daya dan Upaya Melainkan Karena Allah Semata." 

  1. Penguasaan Ilmu Tinggi Membuat Manusia Koruptif dan Lupa Diri

Suatu ilmu atau kemampuan juga akan cenderung membuat manusia menggunakannya untuk kepentingannya sendiri mengikuti hawa nafsunya. Banyak sekali peristiwa koruptif dari zaman dahulu sampai saat ini dikarenakan memiliki kemampuan yang tinggi tapi tidak diimbangi dengan Adab. Karena dengan Adab akan membuat manusia berpikir ulang bahwa hidup kita bisa dipenuhi sesuai kebutuhannya saja, tidak perlu berlebih-lebihan lalu jadi mubadzir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun