Sedangkan jika terdapat rencana kebijakan ataupun kebijakan pemerintah yang berdampak baik bagi masyarakat luas, memberikan manfaat secara komprehensif maka mahasiswa memiliki peran sebagai mitra yang membantu dan bekerja sama dalam mensosialisasikan, mendiseminasikan, dan mendistribusikan kebijakan tersebut secara holistik.
Sebetulnya, nalar dan sikap kritis yang dimiliki mahasiswa tidak harus dimanifestasikan kedalam aksi demonstrasi dengan turun ke jalan secara besar-besaran. Saat ini terdapat banyak akses dan ruang untuk menuangkan pemikiran kritis mahasiwa diantaranya dengan membuat tulisan-tulisan yang disebar melalui media massa dan media sosial, membuat video edukasi dan propaganda, membuat karya seni berupa lagu ataupun teatrikal dan sarana lainnya.
Maka dari beberapa penggalan pembahasan tersebut, dapat dikatakan bahwa mahasiswa sudah sepatutnya menjalankan perannya sebagai mitra kritis, menyampaikan adan mengekspresikan nalar dan sikap kritisnya terhadap kebijakan, baik melalui jalan aksi demonstrasi ataupun dengan membuat karya tulis dan seni lainnya.Â
Tentu yang menjadi poin penting dan perlu diperhatikan adalah jangan sampai kita menjadi mahasiswa yang apatis dan tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar, tidak berani mengekspresikan dan menyampaikan pikiran kritisnya dengan segala cara ataupun manifestasi.
Mahasiswa juga turut mampu melihat arah dan ikut serta menentukan arah bangsa kedepannya, sebagaimana sebuah ungkapan yang popular dari Sok Hok Gie bahwa adalah hanya terdapat 2 pilihan yaitu menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi dia mempunyai pilihannya sendiri yaitu menjadi manusia merdeka
Selain itu perlu diketahui bahwa pergerakan mahasiswa yang termanifestasi dalam aksi demonstrasi telah berpengaruh besar dalam mencetak perubahan dan sejarah bangsa Indonesia.Â
Soe Hok Gie berbicara mengenai demonstrasi, "Dia adalah batu tapal daripada perjuangan mahasiswa Indonesia, batu tapal dalam revolusi Indonesia dan batu tapal dalam sejarah Indonesia. Karena yang dibelanya adalah kebenaran dan kejujuran."
Penulis :
Arief Hidayatullah