Mohon tunggu...
Arie Feryanto
Arie Feryanto Mohon Tunggu... Guru - Natura Magista

Hiker | Pari Wrajaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Geoliterasi dan Ekoliterasi di Persekolahan

18 Juli 2021   11:23 Diperbarui: 18 Juli 2021   11:39 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penguatan Geografis untuk Nasionalisme 

Konsep Nusantara yang digaungkan oleh Patih Gadjah Mada hingga menginspirasi Sutan Sjahrir dalam pergerakan Indonesia merdeka dengan maksud menyatukan wilayah kepulauan menjadi satu kesatuan merupakan gagasan agar ragam corak budaya setiap daerah menjadi kekhasan kebanggaan bangsa. Nilai tersebut menjadi benteng pertahanan alami terhadap desakan modernitas saat ini agar kecintaan menumbuhkan mempertahankan keutuhan wilayah tidak mudah tergoyahkan. 

Untuk itu posisi strategis Indonesia sejak dulu memiliki geografis wilayah yang secara ruang memiliki kesamaan dengan negara tetangga namun kekhasaan membuat berbeda secara wawasan kebangsaaan. Yakni cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional (Darmadi,2014; Nugraha & Sari, 2017 dalam Gilang & Cahya, 2021).

Format masa depan wawasan kebangsaan bagi Remaja 

Mengenali radikalisme pada remaja menurut hasil identifikasi dari Badan Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT) terdapat 4 ciri yaitu ; pertama, memiliki sikap intoleran (menolak adanya perbedaan dalam bentuk keyakinan), kedua, fanatik (menganggap orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya adalah salah), ketiga, eksklusif (selalu ingin menjadi prioritas dan ingin diutamakan), dan keempat, revolusioner (dalam mencapai tujuannya cenderung memakai cara kekerasan). 

Untuk itu perlunya merancang format masa depan tentang wawasan kebangsaan bagi generasi kekinian menjadi urgensi bersama pemerintah, masyarakat, dan peran stakeholder lainnya. Agar penyusunan kompetensi yang diharapkan dalam kurikulum dapat terpadu menyesuikan kebutuhan zaman menjawab tantangan serta hambatan yang dapat mengancam disintegrasi bangsa. 

Pokok penting menangkal konflik selain perbedaan keyakinan, yakni pemerataan pembangunan ekonomi. Maka memprioritaskan unsur kedaerahan Nusantara dengan segala potensinya untuk dikembangkan, baik secara sumber daya alam dan manusianya merupakan kemandirian bangsa memajukan kesejahteraan sekaligus menangkis isu manupalitif.

Sumber artikel ;

Gilang, Z., & Cahya, P. G. (2021). Citra Wawasan Kebangsaan Generasi Muda ( Suatu Kajian Terhadap Sikap Anti Radikalisme ). 7(2), 419--424. 

Nurul, L., Nur, K. W., & Azda, T. N. (2018). MENANAMKAN KARAKTER CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK MELALUI PROGRAM "GREEN AND CLEAN." Konfrensi Pendidikan Nasional, 1(4475), 5. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun