Dengan membawa  2000 prajurit benteng nomor 3 dengan mudah direbut, pasukan Pernacis yang ada disitu kocar-kacir dan ketika menyerbu ke benteng nomor 4 sebuah ledakan besar terjadi. JELEGARRRR.
Ternyata 2 perwira Belanda mengorbankan dirinya dengan meledakan gudang mesiu yang berisi penuh mesiu dan peluru. Akibatnya, mayat tentara Inggris berterbangan, 150 orang pasukan Inggris langsung gugur.Â
Tetapi ternyata pasukan Belanda-Perancis juga malah ikut mati semua. Selesai sudah perangnya, Inggris menang dan berhasil menghancurkan benteng ini. Sisa pasukan Belanda-Perancis langsung melarikan diri ke Bogor.Â
Saat ini tidak ada bekas pertempuran disitu, semua sisa-sisa  Benteng lenyap. Depo tempat ledakan gudang mesiu yang bertempat di Jl. KH.Ahmad dahlan saat ini yang dulunya diberi nama jalan solitude juga hilang. Karena kesunyian yang ditimbulkan akibat serunya perang besar itu.Â
Kemudian penamaan rawabangke di Jatinegara adalah akibat adanya ratusan mayat tentara Inggris, belanda, Perancis yang dikumpulkan di situ. Saat itu masih berupa rawa-rawa.
Janssens melarikan diri ke Semarang dengan membawa berpeti-peti harta karun belanda yang rencananya untuk membeli pasukan. Namun uang itu tidak cukup karena emas pemerintah Hindia belanda sudah lebih dulu habis buat persiapan perangnya Daendels.Â
Akhirnya di bulan September dia menyerah di Tuntang Salatiga. Total sekitar 6000 orang prajurit Perancis yang dibawa Daendels dari Perancis gugur dalam pertempuran melawan Inggris di jawa.
Saat ini parit peninggalan prajurit Mataram di Palmeriam masih ada dan berfungsi baik. Semenjak dirubah bentuknya oleh Fauzi Bowo parit yang lebar dan dalam ini menjadi kecil dan aneh bentuknya.Â
Pemukiman di sekitar parit ini padat dan sempit. Namun suasananya adem dan tentram dengan pepohonan yang rindang dan tinggi. Pohon angsana di sini tumbuh subur dan rimbun.Â
Sebuah oase di tengah panasnya kota Jakarta. Meriam yang dulu katanya sangat banyak jumlahnya di sini sekarang sudah hilang ditelan waktu.