Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengintip Fabel tentang Gajah versi India

12 Juli 2020   00:25 Diperbarui: 12 Juli 2020   00:52 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuil Akshardham di New Delhi  adalah contoh sempurna dari kolaborasi tradisi dan  inovasi   artistik  yang menginspirasi.  Alih-alih membuat replikasi masa lalu,  mereka membuat ukiran dan diorama  inspiratif yang berkaitan dengan gajah - seperti bagaimana gajah dan manusia  berhubungan dekat, bagaimana gajah diberkati oleh yang ilahi dan cerita-cerita dari Pancatantra lainnya.

Pancatantra adalah karya sastra dunia yag berasal dari Kashmir India, Pancatantra artinya 5 ajaran. Yang merupakan lima aspek yang berbeda dari ajaran sang guru. Murid sang brahmana itu adalah 3 putera Prabu Amarasakti. Ciri utama pancatantra adalah kisah fabel. Cerita fabel ini menyebar  keseluruh dunia. Setiap wilayah dan Negara mempunyai gubahan masing-masing yang disesuaikan dengan wilayah dan kebudayaan masyarakatnya.

Berikut adalah beberapa contoh dari kisah-kisah ini seperti yang diukir di Gajendra Peeth karya Swaminarayan Akshardham yang belum pernah kita dengar.

 Kambing, singa dan gajah

Seekor kambing yang tersesat  di hutan gelap, di sana dia melihat jejak telapak singa. Berharap akan mendapat perlindungan dari sang  raja hutan. Kambing itu menyusuri  jejaknya.  Kambing itu berharap kepada sang raja yaitu  singa untuk menyelamatkan diri dari serangan  binatang liar di hutan.

Ketika sampai ke tempat singa,  kambing mengutarakan keinginanya. Singa merasa  senang melihat kepercayaan kambing kecil itu pada jejak kakinya.  Dia memberkati dia dengan perlindungan dan memanggil gajah, menempatkan kambing di kepala gajah untuk membawanya dengan aman dan terhormat ke rumahnya diluar hutan.

 Moral dari kisah ini adalah  bahkan mahluk biasa pun dilindungi dan mendapatkan kebesaran dengan berlindung kepada yang  kuasa.

 Emas sebanyak seekor gajah

Relief gajah diatas perahu, foto milik akshardham.com
Relief gajah diatas perahu, foto milik akshardham.com

Suatu ketika seorang raja senang dengan keterampilan penyair dan berjanji untuk memberinya hadiah emas setara dengan berat seekor gajah.  Tapi itu menciptakan tantangan - bagaimana seseorang bisa menimbang gajah?

Seorang pendeta yang cemerlang menemukan solusinya.  Seekor gajah dibawa ke perahu.  Kedalaman kapal tenggelam ke dalam air ditandai. Kemudian gajah dituntun keluar dari kapal dan kapal diisi dengan emas sampai turun ke tanda yang sama.  

Ini adalah berat emas yang setara dengan satu gajah.  Raja terkesan dengan kecerdasan menterinya - dan mereka sekarang tahu bagaimana menemukan berat seekor gajah.

 Bima membawa Airavat

Relief Bima menuntun gajah putih berbelalai 7, foto milik akshardam.com
Relief Bima menuntun gajah putih berbelalai 7, foto milik akshardam.com

Airavat adalah  raja dunia binatang dan kendaraan Indra, penguasa surga.  Airavat adalah gajah putih dengan tujuh belalai, tubuhnya berlapis baja alami dan kebal terhadap api dan cedera.  

Ketika Kunti, ibu dari Pandawa, melihat refleksi Airavat di lantai ajaib istana Indraprastha, ia ingin melihat dan menyembahnya secara langsung.  Untuk memenuhi keinginan ibunya, Bhima mencapai surga, mengalahkan kekuatan yang melindungi gajah itu dan dengan bangga membawa Airavat dari surga. Bhima menciptakan jalur panah antara langit dan bumi untuk keturunan gajah.

 Kisah dari Mahabharata ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa adalah kewajiban anak-anak untuk memenuhi keinginan orang tua mereka.

 Biarkan anjing menggonggong

Relief gajah dan anjing, foto milik akshardham.com
Relief gajah dan anjing, foto milik akshardham.com

Sekelompok anjing liar berkomplot melawan gajah yang mendekat.  Mereka berusaha menyerang dan melukainya, tetapi gajah itu terlalu besar dan kuat.  Mereka memutuskan untuk menakut-nakuti dengan menggonggong dan melolong, tetapi gajah itu terlalu besar untuk mengindahkan. Dikatakan bahwa,

 "Biarkan anjing menggonggong, gajah tidak berhenti untuk mendengarkan atau melihat ke belakang, atau mengubah jalannya."

Penutup

Cerita fabel dari pancatantra adalah induk dari semua cerita fabel yang ada didunia, Hikayat Kalilah dan Daminah adalah cerita berbahasa Melayu yang diterjemahkan dari bahasa Arab yang diterjemahkan dari bahasa Persia yang diterjemahkan dari bahasa sansekerta. 

Di Prancis , Jean de la Fontaine menulis FABLES yang terdiri 12 jilid. Kalau di Indonesia cerita fabel masuk ke dalam cerita jataka. Cerita ini kita bisa lihat pada relief-relief candi di pulau Jawa. 

Dari candi Sojiwan kita dapati cerita kera dan Buaya. Dari Candi mendut kita bisa lihat cerita Brahmana dan kepiting. Hampir semua candi menyelipkan relief cerita fable di dindingnya.  

Untuk relief fabel gajah di Indonesia ada di candi Sojiwan, namun sampai saat ini saya belum menemukan kisahnya. Apalagi fabel tentang gajah sangat jarang terdengar di Indonesia. Selalu tetang kancil dan buaya. Padahal Gajah sangat banyak ditemukan di pulau Jawa, bahkan digunakan sultan Agung menyerang Batavia.

SUMBER:

WIKIPEDIA.COM

AKSHARDHAM.COM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun