EW.E. Â PERANCIS.
Saat itu di bangunan persegi besar tempat orang-orang Kristen Depok ditangkap,  oleh "Pembebas" (Rampokkers) Indonesia.  Saya selalu berpikir itu adalah balai kota.  Memang benar pintu dan jendela tertutup.  Pada hari kelima penahanan, "alarm" berbunyi  para penjaga  dengan marah, dan gugup terkaget kaget, lalu  menjadi gelisah, dan melarikan diri dengan cepat dari gedung.  Beberapa penjaga melalui aula besar, melewati para wanita dan anak-anak dan mengintip  melalui jendela.  Mereka sangat takut kalau geng kuat lain akan membunuh kita.  Di masa itu, geng saling bertarung sampai mati. Memperebutkan kota Depok. Akhirnya diputuskan untuk menutup jendela dan pintu dan tidak membuat suara.  Setelah beberapa waktu berubah tiga  pintu segera dibuka dengan satu sentakan keras.  Ada tiga "Sikh" besar dengan stengun. Orang-orang Gurkha , datang menolong kami.  Dan  membuat kami semua lega.  Banyak orang menjadi agresif, yang lain menangis, banyak pergi berDoa".
LecWim Lecluse
Saya baru berusia enam tahun dan tinggal bersama ibu saya di Depok. Â Ketika perang pecah, aku dan ibuku telah pindah dari Banjarmasin ke Depok, tempat nenekku tinggal selama beberapa tahun, dan juga kakak tertua ibuku yang belum menikah. Â Nenek saya bukan orang Depok, tetapi pindah ke sana setelah kakek saya meninggal di Jakarta pada tahun 1928.
 Karena ingatanku yang baik, aku masih ingat beberapa hal sejak saat itu.
 Bagaimana kami tidak lagi berani tinggal sendirian di rumah kami pada malam hari, dan berapa banyak orang di jalan kami menghabiskan malam di satu rumah. Bagaimana para wanita itu berdoa untuk waktu yang lama di malam hari, memohon perlindungan kepada Tuhan.
 Bagaimana rumah-rumah yang ditinggalkan dibongkar dan dijarah,  kami temukan di siang hari keesokan harinya.  Bagaimana kami dibawa ke balai kota, dan ibuku harus meninggalkan tas kerjanya dengan barang-barang terakhir dalam perjalanan untuk pemoeda.
 Kami duduk bersama di aula besar aula kota.  Saya tidur di atas tikar di malam hari di bawah meja kecil.  Para penjaga kami berpidato panjang, yang tidak saya mengerti, tetapi yang menurut Ibu sangat mengancam.  Paman saya hilang,  mereka tidak ada di antara para tahanan di balai kota.  Mereka ternyata telah dibunuh pada 5 Oktober.  Mereka pergi ke pesta ulang tahun di sebuah rumah di luar Depok, dan kemudian dirampok di sana dan dibunuh dengan pedang.
IllyWilly
 Kakek saya mengatakan:  Antara Depok kristen dengan Muslim yang tinggal di sekitar Depok,  Selalu hidup dalam harmoni dan kedamaian.  Era waktu, BERSIAP  yang menyerbu Depok adalah orang-orang dari luar daerah Depok.
Banyak orang menulis cerita tentang Depok, mengatakan bahwa setelah kemerdekaan Indonesia, banyak orang Depok pergi ke Belanda, Â saya pikir ini tidak benar. Â Yang benar adalah: orang Depok yang menikah dengan orang Belanda. Â 2 dari bibiku, menikah dengan seorang Belanda. Â Mereka pergi ke Belanda sekitar tahun 1950. Â Dan Paman saya menikah dengan seorang wanita Belanda yang pergi pada tahun 1964. Â Ayah saya menikah dengan orang Indonesia, menolak pergi ke Belanda.