Jakarta makin pelit saja. Selain gubernurnya pelit bicara ternyata ternyata  pelit juga dalam hal uang. Kemarin ramai berita tentang belum dibayarnya para tenaga jumantik dan marbot selama 10 bulan oleh pemprov DKI Jakarta. Hari ini ramai benar berita tentang di blokirnya truk-truk pengangkut sampah milik DKI Jakarta yang membawa sampah warga Jakarta menuju TPA Bantargebang.
Sekitar 50 truk sampah DKI Jakarta dicegat di depan pintu tol Bekasi Barat. Petugas Dishub kota bekasi merazia truk-truk yang menuju Bantargebang dengan dugaan melanggar aturan. Beberapa truk sempat ditahan namun sudah diperbolehkan jalan lagi.
Ketiak di konfirmasi soal ini  Anies mengatakan "Dana hibah yang di tahun 2018 mencapai 194 milyar sudah dibayarkan. Juga untuk tahun 2019 sebesar Rp 141 Milyar" .
Namun  pemkot Bekasi mengatakan. " Saat ini kota Bekasi belum mendapatkan dana kemitraan atau dana hibah dari Jakarta. Kalaupun ada sangat minim."
Jadi siapa yang berbohong dalam hal ini.
Jaman Ahok dana hibah tahun 2016 sebesar Rp. 186,5 Milyar. Kemudian tahun 2017 naik jadi Rp 350 Milyar. Dan sekarang tiba-tiba diturunkan anies , dana hibah tahun 2018 sebesar Rp 194 Milyar. Kemudian buat tahun2019 jadi makin kecil yaitu sebesar Rp 141 Milyar. Jelas sekarang betapa pelitnya Anies.
Koret banget ya nih orang..
Selama ini warga DKI Jakarta buang sampahnya ke Bekasi, sehingga wajar jika Bekasi meminta kompensasi. Ahok sangat tahu itu. Apalagi pemprov DKI Jakarta kaya raya. Uangnya berlimpah ruah.Â
Dan di zamannya Ahok uang itu dipakai sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyatnya. Sehingga warga DKI menikmati hasil dari kemakmuran kota Jakarta. Selain itu , Ahok tidak pelit.Â
Kota-kota di tetangga DKI juga kecipratan berkahnya. Â Untuk pembangunan jalan tol di bekasi saja ahok mau bantu. Â Kata wakil walikota Bekasi. Tri Adhianto. Karenanya kita bisa melihat betapa harmonisanya hubungan Jakarta dengan kota-kota tetangganya. Namun itu semua masa lalu. Sudah sejarah.
 Sekarang sudah satu tahun Anies Baswedan jadi gubernur DKI Jakarta apa saja kerjaannya? "Kok acaranya pak gubernur membuka dan menutup melulu,ya? Kapan sidak ke lapangan? Makin banyak trotoar dibangun cakep-cakep tapi dibuat jualan PKL.. "
Nutup alexis, nutup pulau reklamasi. Gunting pita gardu listrik. Ganti nama Oke Otrip jadi jak Lingko. Semua acaranya penuh upacara dan seremonial.  Cantik dan istagramable. Dulu pelayanan di balaikota sudah seperti warung. Antri sampai panjang. Sekarang melihat gubernurnya di kantor saja susah. Semua serba tertutup dan  rahasia. Kecuali di saat pembukaan acara ataupun pengguntingan pita. Dimana ada acara seremonial Anies pasti datang.
Namun jika mau ketemu Anies jangan berharap warga bisa lapor langsung padanya. Sekat-sekat birokrasi sudah dibuat berlapis-lapis guna menutup kemungkinan bertemu dengannya. Bahkan walikota bekasi pun tidak bisa bertemu dengannya untuk mengurus sampah warga Jakarta yang dibuang ke bekasi.
Apapun itu Anies akan selalu berkata..
" Inilah era modern di Jakarta yang penuh keterbukaan. Kami ingin teman-teman membantu, kabari apa yang menjadi perhatian dan apa yang tidak tepat."
Hati kecilku berkata.. Prt.
Yang menjadi pertanyaan semakin pelitnya Jakarta itu duitnya buat apa? Buat siapa?Â
Dan yang terpenting pelitnya buat apa?
SUMBER
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H