"Cuman mau bikin kolak sama biji salak kok, ma!" jawab Rini disambar tertawa sang ibu yang kian lantang. "Kok mama ketawa sih? Ini kan Rini bener udah beliin pisang, santan, sama salaknya" ujar Rini heran.
"Rini, kamu kira biji salak itu asalnya dari biji salak betulan ya? Hahahaha" kata sang ibu sambil menahan tawa.
"Lho, memang iya kan? Biji salak direbus yang lama sampai jadi agak lembek dan kenyal?" jawab Rini dengan lagak ingin meyakinkan.
"Hahaha mama tau kamu kuliah Kimia, tapi ngga gitu juga. Biji salak itu bahannya ubi jalar pakai tepung kanji campur gula jawa. Bukan biji salak beneran" ungkap sang ibu sambil melihat muka anaknya yang mulai kemerahan.
"Huh ya sudah, mama aja yang masak deh! Rini ada tugas deadline-nya hari ini," tutur Rini sambil beranjak pergi.
Senyum sang ibu terkembang. "Masih banyak hal yang perlu dipelajari anak gadisku yang satu itu," gumamnya dalam hati. Namun diam-diam beliau bersyukur karena masih berkesempatan memiliki momen Ramadan bersama buah hatinya yang sudah beranjak dewasa itu.
Waktunya membuat kolak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H