Mohon tunggu...
Muhammad Arief Ardiansyah
Muhammad Arief Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Business Analyst

Pencerita data dan penggiat komoditi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mempertahankan Bisnis Kafe di Masa Pandemi

19 Maret 2020   11:29 Diperbarui: 19 Maret 2020   11:28 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selipan pesan di produk takeaway (Pexels/Bruno Cervera).
Selipan pesan di produk takeaway (Pexels/Bruno Cervera).
Disinilah peran penting para Copywriter, Content Writer, dan profesi sejenisnya dibutuhkan. Kemampuan mereka merangkai kata-kata yang impactful di masa pandemi dapat menjadi diskriminan antara satu kafe dengan kafe yang lain.

Menyesuaikan Jam Kerja Pegawai

Secara umum, kafe baru beroperasi ketika matahari sudah meninggi dan tutup ketika hari sudah berganti. Jam kerja seperti ini tentu sangat riskan berdampak pada kesehatan para karyawan yang juga harus meningkatkan kesehatan diri demi terhindar dari COVID-19.

Membuka kafe lebih pagi dapat menjadi opsi yang menarik. Siapa tahu tak sedikit juga para pelaku WFH (Work from Home) yang membutuhkan kopi di pagi hari. Tentu saja mereka bisa membuat kopi di rumah sendiri. Namun bukankah Anda juga bisa menawarkan menu kopi-kopi unggulan yang sempurna dinikmati setiap pagi?

WFH juga butuh kopi! (Pexels/Bongkarn Thanyakij).
WFH juga butuh kopi! (Pexels/Bongkarn Thanyakij).

Kafe pun tidak perlu tutup terlalu larut. Jam 9 atau 10 malam sepertinya sudah cukup. Lagipula, beberapa kafe juga harus mengatur shift kerja agar karyawannya tak banyak bertemu. Mereka juga perlu menerapkan social distancing walau harus dimodifikasi demi kepentingan perusahaan.

Memindahkan Rencana Gelaran Event Terbuka ke Dunia Maya

Harus diakui juga bahwa bisnis kafe berkembang subur berkat penyelenggaraan berbagai acara. Misalnya seperti talkshow, konser musik mini, atau bahkan perayaan kecil-kecilan yang rutin digelar oleh perusahaan, organisasi, dan komunitas.

Sayangnya wabah virus Corona memaksa sebagian besar acara tersebut untuk dibatalkan. Kalau pun dipaksa untuk diadakan, pengadaannya harus dalam jumlah peserta yang minim dengan tetap memerhatikan aturan social distancing.

Andai jeli melihat peluang, manajemen kafe bisa memanfaatkan momentum ini untuk bekerja sama dengan para Event Organizer (EO). Kelas-kelas online bisa digelar dengan puluhan atau bahkan ratusan peserta melalui grup-grup instant messaging.

Kafe nantinya dapat berperan sebagai sponsor, misalnya dengan membagikan voucher promosi kepada para peserta. Engagement di media sosial pun dipastikan meningkat, selama EO yang dijadikan mitra dapat merancang acara dengan tepat.

Simpulan

Pada akhirnya, keberhasilan suatu bisnis dalam menghadapi pandemi ini akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan sistem yang berlaku didalamnya. Jangan ragu untuk mengambil langkah yang radikal, asalkan dapat bertanggung jawab atas risiko yang mungkin terjadi.

Pandemi ini pasti akan berakhir. Seberkas cahaya sudah terlihat di ujung terowongan, mulai dari uji klinis vaksin yang kian gencar hingga angka penyembuhan yang pelan tapi pasti juga ikut bertambah.

Jadilah bagian dari mereka yang mengantarkan bisnis ini keluar dari terowongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun