Namanya adalah Veranita Yosephine Sinaga. Ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Indonesia AirAsia (AirAsia Indonesia) sejak November 2019 menggantikan Dendy Kurniawan.
Penunjukkan Veranita tentu bukan tanpa alasan. Karirnya terus menanjak dengan 18 tahun pengalaman dalam industri FMCG. Dedikasinya pun sudah teruji pada perusahaan-perusahaan besar seperti Kraft Heinz Indonesia, Danone Waters Indonesia dan British American Tobacco Indonesia.
Alumni Institut Teknologi Bandung yang satu ini menjadi segelintir wanita yang berhasil menduduki posisi Direktur Utama pada perusahaan sekelas AirAsia Indonesia. Asal keluarganya, tentu saja dari Sinaga!
3. Menjadi Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Adalah Dr. Hadrianus Sinaga, Sp.B. yang menjadi Menteri Kesehatan RI pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II tahun 1956-1957. Ia merupakan seorang dokter spesialis bedah sekaligus salah seorang pendiri Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (FK UKI).
Hadrianus Sinaga tercatat pernah menjadi anggota KNIP Malang pada tahun 1947-1949 dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sementara/DPRS pada tahun 1950-1956 sebagai perwakilan Partai Kristen Indonesia. Beliau juga pernah menjadi PJ Rektor Universitas Kristen Indonesia sekaligus Komisaris Asuransi Bumi Asih Jaya.
Atas jasa dan dedikasinya untuk bangsa, nama Hadrianus Sinaga kini diabadikan sebagai salah satu nama RSUD di Pangururan, Samosir, Sumatera Utara.
4. Meningkatkan efisiensi sepeda listrik
Sepeda listrik (electric bike) merupakan salah satu alternatif transportasi perkotaan yang paling hemat energi. Penghematan ini dapat ditempuh lewat berbagai cara. Di antaranya dengan merancang sistem kontrol Logika Fuzzy sehingga daya tahan baterai dapat lebih panjang.
Uniknya, salah satu perancang sistem kontrol tersebut adalah seorang Sinaga! Tepatnya ialah Maralo Sinaga, yang berasal dari Fakultas Teknik Swiss German University. Bersama Ferdian Adi Pratama dan Prianggada Indra Tanaya, Maralo Sinaga berhasil mengabadikan hasil kerjanya dalam jurnal berjudul Prosiding Seminar Nasional Ritektra yang terbit tahun 2011.
Hasil penelitian mereka menghasilkan rancangan sistem kontrol Logika Fuzzy yang mampu membuat sepeda listrik menempuh jarak 38 km hanya dalam waktu 2 jam 54 menit dan 28 detik. Hasil ini pun menjadi referensi penting untuk meningkatkan efisiensi industri sepeda listrik di Indonesia.
5. Mendorong kemajuan Program Studi Mekatronika
Kebajikan berikutnya masih dari Maralo Sinaga. Dalam publikasi yang terbit pada tahun 2006, Maralo Sinaga bersama Arko Djajadi dkk memaparkan pengalaman, hambatan dan tantangan yang mereka dapati ketika membuka Program Studi Mekatronika di Swiss German University.