Mohon tunggu...
Arief Rahman
Arief Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya orang desa yang sehari-hari berprofesi sebagai petani...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keunikan Huruf 'B' dan 'D' dalam Bahasa Bima (Part. 2)

26 Juli 2011   06:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada semacam hukum atau aturan tersendiri (meskipun tidak tertulis) dalam hal cara pengucapan kedua huruf tersebut.

Yang pertama, hukum Tekanan Udara (ini istilah saya. Maaf bila istilah ini sudah dipublikasikan sebelumnya. Saya tidak mengklaim diri sebagai penemu istilah ini); sebagaimana kita tahu, setiap huruf yang keluar dari mulut kita memiliki sumber tekanan udara masing-masing yang menjadi asal atau tempat lahirnya. Yaitu di rongga dada, kerongkongan, rongga mulut, dan bibir. Maka dalam hukum tekanan udara, untuk kedua huruf ini dapat dibagi menjadi dua, yakni tekanan udara rongga dada untuk B/D yang diucapkan secara tegas, dan tekanan udara kerongkongan untuk B/D yang disamarkan.

Yang kedua adalah hukum Hamzah Mati (ini juga istilah saya)...

Berhubung kapasitas karakter untuk ponsel saya terbatas, terpaksa bersambung lagi...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun