Setelah hari itu, kami tak pernah lagi bertemu!" Setelah hari itu, kami tak pernah lagi kontak. Aku sudah menghapus nomor Hp nya dari daftar telefon ku, seperti yang kujanjikan pada nya.Â
Meskipun, mungkin, kami masih saling mengingat, tapi itu tak akan mengubah kehidupan yang kami jalani saat ini, bersama keluarga kami masing-masing. "Kami memang sepakat untuk menjaga jarak.
Aku tak ingin kami terkena fitnah, sehingga merusak rumah tangga nya. Bagi ku, kehormatan nya lebih utama yang harus ku bela, di bandingkan  rasa cinta. Biarlah  cinta kami tetap suci seperti sebelum nya. Biarlah kami menahan kepedihan nya. Demi kebaikan semua.Â
Biarlah kami hidup dengan separoh hati sampai mati, asalkan kesucian cinta kami dapat kami  pertahankan. Kehormatan pernikahan dan anak - anak lebih utama bagi kami.
 Tadi ketika bertemu, aku tak mau menyentuh nya, hatta sekedar bersalaman, atau sekedar memegang tangan,"
"Aku cukup bahagia dapat melihat nya. Aku cukup lega dapat bicara langsung dengan nya. Aku cukup puas, kami dapat bertatapan muka, meskipun hanya satu jam, sebagai ganti tiga puluh tahun cinta kami yang hilang, cinta kami yang terpisah kan. Cinta kami  yang terpendam di bawah permukaan. Trima kasih atas waktu kamu yang satu jam itu! "Â
Bagi ku  satu jam itu, adalah penyembuh luka batin ku selama tiga puluh tiga tahun mencintai mu! Aku merasa mendapatkan hidup baru, di usia ku yang hampir lima puluh!" Akh Kekasih ku!
Subhanallah! Â Bersambung Episode, 57 Â Â ( baca disini ) (baca dari awal ) @Arie,20102019 Surabaya
Video Youtube, YRF Colection
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H