Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Harus Saling "Bunuh"?

1 Juli 2012   00:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:23 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kala saya tersadar, sungguh saya malu. Saya sangat malu kepada Allah yang sudah berbuat dengan begitu baik pada seluruh karyaNya, tapi tidak bisa saya tiru. Satu pertanyaan saya pada diri sendiri. Mengapa saya dan mereka harus saling meludahi? Mengapa harus saling bunuh, hanya soal agama/keyakinan yang berbeda, jika memang nyatanya kami sama-sama “pernah bertemu” Tuhan (dalam rahim sang bunda)?

Rasanya saya masih perlu belajar lagi. Mengapa saya tidak mampu menangkap pelajaran besar dari Allah tentang cara bagaimana mengasihi? Mengasihi seperti cara-cara illahi. Seperti ketika DIA “mengukir” seluruh bayi-bayi.

Terima kasih telah membaca,

Salam bahagia dan terus berkarya!

Terima kasih kepada Allah SWT, terima kasih kepada semua perdebatan yang menginspirasi tulisan ini. Terima kasih juga pada Ibnul Qayyim Al_Jauziah yang sudah membagi ilmunya tentang “KUNCI KEBAHAGIAAN”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun