Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apa Rindu Sesakit Itu?

29 Mei 2024   17:59 Diperbarui: 29 Mei 2024   18:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Part 2 lanjutan Tanya Hatimu Saja)

Anggi diam sesaat dari kegiatan melukis dan mewarnai sayap kupu-kupu yang indah. Pertanyaaan terakhir dari Sita membuatnya terdiam. 

Merenungkan jawaban yang tepat tanpa melukai sahabat karibnya. Meski tak bercerita secara langsung, Anggi bisa merasakan kalau sahabatnya ini sedang jatuh cinta diam-diam.

"Sita, kalau rindu sangat pada seseorang, ini bisa dituangkan dalam banyak hal. Misal pemuisi, dia bisa tulis puisi rindu. Pelukis, bisa melukiskan kerinduannya. Pendongeng bisa mendongeng. Penyanyi bisa dengan menyanyi, pemusik bisa dengan memainkan alat musiknya."  

Baca juga: Tanya Hatimu Saja

Ah kenapa aku jadi ikutan rindu dengerin dia main biola deh, batin Anggi akhirnya. Rindu memang sulit ditepis.

"Yang penting disalurkan dengan melakukan hal positif. Kalau kamu sukanya olahraga kan? Main bulu tangkis. Bisa juga disalurkan rindumu ke sana. Apa kamu mau main bulu tangkis sama aku sekarang?"

Anggi berusaha "memancing" Sita agar mau bercerita. Rindu itu akan sedikit terobati jika kita mau bercerita atau ya curhat sama orang terdekat.

"Sekarang? Kamu kan lagi asyik melukis itu. Kalau ditinggalin melukisnnya, yang ada ntar aku dikejar-kejar kupu-kupumu itu," Sita menimpali dengan sedikit malas meski ingin juga. Ada benarnya yang dikatakan Anggi.

Anggi merasa menang, benar kan Sita lagi jatuh cinta tapi ga mau cerita. Kenapa ya. Pikir Anggi.

"Bagus dong kalau kupu-kupu ini ngejar kamu. Dari pada kamu kejar kupu-kupu dan ditinggalin terbang menjauh. Atau kalian main kejar-kejaran ya," kata Anggi lagi sambil menahan tawa.

Sita mukanya makin ditekuk-tekuk ga jelas karena marah dan kesal diajak bercanda oleh sohibnya. Mungkin karena hatinya memang sedang sangat rindu.

"Melukis kupu-kupu kan bisa dilanjutkan kapan-kapan Sita. Ga harus selese sekarang juga. Udahan, yuk kita main bulu tangkis aja."

Anggi berdiri dan mulai membereskan peralatan lukisnya. Sita menatap sahabat baiknya dan tersenyum. Anggi memang sahabat baik dari dulu. Banyak hal yang kadang tak selalu perlu diucapkan untuk saling memberitahu rasa yang disembunyikan pada seseorang.

Pada waktunya nanti juga Sita akan bercerita. Pikir Anggi dalam hati. Mereka berdua berjalan menuju lapangan bulu tangkis dan mulai bermain bersama. Lalu mereka tertawa bersama saat raga sudah terasa lelah.

"Makasih ya Anggi," kata Sita tulus

"Iya," jawab Anggi tulus.

....

Belum tamat
 ...
Written by Ari Budiyanti
#cerpenari
29 Mei 2024

Song for you

44-2.831

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun