Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Masanya Aku

27 November 2023   20:16 Diperbarui: 27 November 2023   20:40 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi by FB page The Simplicity Habit

Selalu saja begini bila ada masalah terjadi. Kesal, marah, dan berkata dalam hati. Aku ingin berhenti. Aku tak mau lagi berpuisi. Namun apa yang terjadi?

Sebuah sapaan ramah menggema manis di relung kalbu. "Mana puisi terbarumu? Aku menunggu. Kau tahu, aku selalu menantikan bait-baitmu. "

Sebuah tawa lembut dalam sapa hangat kembali kurasakan. "Apapun kata orang, jangan terlalu dipikirkan berlebih, ingat aku saja, yang selalu menunggu karya dari hatimu, iya puisi hati."

Kami tertawa bersama. Ada secercah harap dalam hati untuk segera bersua. Aku rindu. Bisikku dalam kalbu. Kamu kapan datang. Kapan kita berbicara berdua lagi tentang segala hal. Rasaku padamu semakin dalam.

Bahkan kala rasa ingin berkaryaku telah mati, kau selalu saja sanggup menarikku lagi. Dari segala tempat yang tersembunyi. Kau tahu, aku selalu bahagia di sisimu. Kaulah kekasih hati idaman pemuisi. 

Ketika kumemejamkan mata, aku tersadar, kau hanya sebuah ilusi dalam anganku. Kau adalah diriku dalam versi lainnya. Kau adalah secarik rindu yang kudamba. Seberkas cinta yang ingin kugenggam. 

Baca juga: Membunga Rinduku

Iya kau tak pernah ada karena sejatinya kau adalah yang paling kubutuhkan kini. Kau adalah diriku. Bayanganku sendiri.

Ironi

Baca juga: Jati Diri

... .

Written by Ari Budiyanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun