Aku pergi. Mengapa marah? Aku dekat. Mengapa tersengat. Katakan di mana letak salahku? Kau ingin aku jauh atau mendekat?
Kupikir ....
Setiap rasa berujung pangkal. Pernah kukira tanpa akhir. Bukankah insan itu penuh perubahan dan seringkali mengejutkan.Â
Begitu juga aku. Ada saat di mana ingin mendekat. Namun untuk apa? Bukankah selama ini semua baik-baik saja. Adamu dan tidaknya tak memberi banyak makna.Â
Bukankah itu kata-kata yang menyakitkan? Pedih dan tak akan pernah kukata padamu. Aku paham. Aku mengerti. Meski berat, aku memilih pergi.
Bagiku lebih indah mempertahankan kisah hanya dengan mereka yang mau berbagi. Tak harus semua kau tahu. Aku hanya tak bisa berkata-kata lagi.Â
Aku pergi. Bukan untuk tak kembali. Mungkin diksi-diksiku akan selalu ada dan merajai. Hingga aku sadar betapa hatiku memang tak bisa lepas dari puisi.
Apapun yang kau pikirkan. Apapun yang kau pradugakan. Apapun itu, puisiku akan hadr lagi esok hari. Namun, aku tetap pergi dari sebuah sisi hati
...
Written by Ari Budiyanti
10 November 2023
19-2.671
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H