Tebak-tebak isi hati. Saat membaca lirik-lirik diksi. Apakah sedang jatuh cinta atau hanya sekedar kata. Bait-bait puisi terus melanglang buana.Â
Bukan apa kata manusia yang lainnya. Tak pernah telalu dipikirkan. Meski kadang ada bayang-bayang keraguan. Mestinya tak mungkin mengganggu puisi-puisi terus terlantunkan.Â
Kadang pembaca menyangka dia sedang bahagia. Atau malah dia sedang patah hati berulang kali. Pemuisi tak ubahmya menulis surat terbuka. Siapa saja boleh baca dan menerka.Â
Senyum selalu mengembang. Saat mereka salah dan telah berprasangka pada diri yang terkenang. Â Melalui puisi-puisi karya dari hati yang terkadang bimbang. Isi puisinya menjadi seolah ada nada-nada kata yang sumbang.
Sebuah misteri si penuisi. Kadang begini dan begitu. Tanpa ada orang tahu. Siapa atau apa yang sejatinya ada dalam karya puisi.Â
Tak perlu bertanya karena dia tak akan menjawabnya. Teruslah menerka dan membaca saja karya-karyanya.Â
Biarkan itu menjadi misteri pemuisi hati
....
Written by Ari Budiyanti
28 Oktober 2023
19-2.647
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H