Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bu Guru yang Murah Hati

25 Agustus 2023   21:51 Diperbarui: 26 Agustus 2023   17:51 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bu Guru, kenapa setiap kali pakai baju batik yang itu lagi?" Mendengar pertanyaan polos dari salah saru muridnya, bu guru hanya tersenyum.

"Wah, kamu sangat perhatian ya sama Bu Guru." Tanpa ada penjelasam, hanya itu respon bu guru pada pendapat salah satu murid yang menyampaikan kenyataan. 

"Kenapa ya Bu Guru, selalu ada roti tawar banyak di kotak bekalnya?" Bu guru lagi-lagi tersenyum tanpa banyak kata membuka kotak bekal roti tawar beserta beberapa slice keju yang masih teebungkus plastik tipis.

Baca juga: Murah Hati

Anak-anak langsung mengelilinginya dan dengan rasa lapar yang sudah tertahankan lagi, mereka,  atas ijin bu guru, pun menghabiskan bekal roti tawar dan keju tersebut. 

Bu guru tersenyum saja melihat murid-muridnya memakan semua bekal yang dia bawa. Mereka belum pulang sekolah meski sudah waktunya. Ada saja alasan yang membuat mereka berada di sekolah. 

Ada yang belum dijemput, atau menunggu kepulangan orang tua mereka dari kantor sampai sore dan ada pula yang karena rumah dekat ingin tinggal lebih lama di sekolah, mumpung banyak teman, pikir mereka. 

Bu guru hanya tersenyum melihat kenyataan di depannya setiap hari di jam kerja seusai belajar bersama murid-muridnya. 

Suatu kali ada anak yang mendatanginya dan bilang, "Bu Guru, aku lapar. Tapi bekal makananku sudah habis. Mama ga jemput aku, lama, " keluhnya. 

Bu guru membuka kotak bekalnya, "Ibu hanya punya biskuit ini, kamu mau?" Dengan mata berbinar anak ini mengangguk senang."Mau Bu Guru, terima kasih."

Masih dengan keluh kesah tentang mamanya, dia makan juga biskuit dari bu guru. "Sudah, tidak perlu mengeluh, mungkin mamamu ada urusan mendadak sehingga jemputnya lama. Sabar ya." Ucap bu guru menenangkan. 

Ada banyak kisah lainnya antara bu guru dan murid-muridnya di kelas seusai sekolah. Mereka yang terpaksa tinggal lebih lama di kelas dapat melihat betapa murah hatinya bu guru mereka. Suka sekali membagikan bekal makanan yang dibawanya agar murid-murid tak kelaparan di sekolah. 

Meski setiap tahun pelajaran berganti, murid-murid yang bersamanya pun berganti. Pada akhirnya mereka yang naik kelas, mampu mengenang saja teladan kemurahan hati dari bu guru yang mereka sayangi. 

Mereka juga ingat pesan bu guru agar meneruskan kebaikan yang mereka peroleh dari bu guru. Jadilah saluran kebaikan bagi sesama tapi tetap ingat untuk cerdas menghadapi segala sesuatu, jangan mau dimanfaatkan orang lain hanya karena kebaikan kita. 

...

Written by Ari Budiyanti

25 Agustus 2023

24-2607

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun