Anda bisa melihat cover buku di atas yang menjadi ilustrasi artikel ini. Buku anak karya rekan kita, Kompasianer Hennie Triana Oberst. Rekan-rekan pembaca pasti mengenal beliau kan.
Saya pernah menuliskannya juga di Kompasiana. Baik tentang bu Hennie maupun buku yang ditulisnya Â
Bu Hennie dengan murah hati mengirimkan buku cerita anak ini untuk saya, ke sekolah tempat saya mengajar. Apa hubungannya membaca buku selama 30 hari dan gambar tersebut?
Jika diterapkan pada anak-anak dan hanya membaca 1 buku saja dalam 30 hari pastinya mereka akan bosan. Karena itu, kita perlu menyiasati. Anak-anak harus rajin membaca. Caranya dengan kita memberi aneka buku anak.Â
Buku anak  sangat bervariasi. Ada yang bertema pengetahuan alam, biografi tokoh, teknologi, kehidupan sehari-hari, dan juga dongeng.
Bicara tentang dongeng, buku di atas sangat tepat. Dongeng anak berupa fabel. Tokoh utamanya adalah hewan. Hewan-hewan itu mempunyai karakter seperti manusia. Dongeng fabel juga mempunyai pesan moral yang ingin disampaikan penulis pada pembacanya.Â
.....
Sedikit bercerita tentang buku anak karya Bu Hennie, tapi jangan dibilang ini spoiler ya. Hehe. Tujuan saya menulis ini sangat jelas, utnuk memotivasi kita agar memberi teladan pada anak-anak untuk membaca dalam kurun waktu 30 hari.Â
Buku ini berkisah tentang seekor cacing tanah kecil yang merasa tidak nyaman karena kondisi badannya yang nampak buruk rupa menurut pendapat dia sendiri. Cacing tanah ini merasa iri pada kupu-kupu yang indah.
Kupu-kupu lain di sekitanya memberi semangat agar tidak mengeluh. Akhir ceritanya bagaimana ya? Inj bisa dijadikan bahan diskusi dengan anak. Lalu anak pun akan membacanya untuk mengetahui isi cerita dalam buku hingga akhir.
Setiap hari bisa berganti buku. Atau jika bukunya tebal, bisa juga dibaca selama beberapa hari.Â