Ada kalanya saya sendiri yang menikmati kebaikan itu, ada kalanya orang-orang terdekat saya yang menerimanya. Saya cukup bahagia melihatnya.
Ibu pernah memberi saya nasihat beberapa hari lalu. "Ari, tetaplah berbuat baik dan jadi orang baik. Bukankah di sana (kota tempat saya bekerja) juga banyak orang sudah berbuat baik padamu".
"Iya Mama." Kata saya dengan penuh perhatian. Berbuat baiklah selagi ada kesempatan. Bila kesempatan itu diambil dari kita, bisa saja seingin apapun kita berbuat baik, namun tak bisa. Benarkan?
Termasuk dalam menulis artikel. Beberapa nama sahabat penulis perempuan memang sengaja saya sebutkan dan bagaimana relasi kami selama ini juga saya ceritakan. Semuanya saya tulis dengan ketulusan karena itu bentuk apresiasi dan kasih saya pada para penulis perempuan di Kompasiana.
Jangan sedih bila saya tak bisa menuliskan semua nama teman penulis perempuan di Kompasiana. Tak perlu merasa rendah diri apalagi baper dan hilang rasa percaya diri. Itu tak benar.
Jangan menilai diri Anda terlalu rendah pun jangan menilai diri Anda terlalu tinggi. Kenalilah siapa diri Anda sendiri. Tak perlu menjadi orang lain atau mengejar relasi dengan orang lain. Just feel free.
Itu yang saya lakukan dalam berelasi dengan rekan-rekan di Kompasiana. Just be you. Tak perlu menuntut orang lain untuk menulis tentang diri kita. Memberilah dan jangan menuntut diri diberi saja. Percayalah, ada kebahagiaan tersendiri saat melihat orang yang diberi merasa bahagia.
Begitu pula dengan menuliskan nama mereka, para penulis perempuan, sejauh ini mereka merasa bahagia karena membaca persembahan hati berupa sebuah karya apresiaisi kisah persahabatan kami di Kompasiana.
Siapa saja bisa menginspirasi kita. Tulislah tentang mereka sebagai tanda kasih kita secara tulus. Jika memilih diam dan tak menulis tentang mereka maka lebih bijak untuk diam. Tak perlu membuat mereka yang menulis nama penulis perempuan menjadi baper karena tulisan Anda.
Bukan. Bukan saya. Kalau saya memilih akan tetap sama. Menulis apa yang ingin saya tulis. Sama seperti di jalan raya, saya akan menolong siapapun yang saya ingin dan bisa tolong tanpa pilih-pilih.Â
Setiap orang memiliki skala prioritas dan boleh saja menolong dengan aneka pertimbangan. Yang saya tuliskan di artikel ini hanya salah satu contoh, iya hanya kadang, tak selalu terjadi.
Jadilah saluran kebaikan bagi sesama kita. Jangan tunda jika bisa berbuat baik sekarang. Kesempatan kedua bisa saja datang, tapi tak selalu ada. Camkan itu.