Hari Kartini diperingati sekarang tepat pada tanggal 21 April 2023. Ada kenangan manis di dalamnya. Ini mengapa saya ingin menuliskannya. Berkat kemurahan hati Mbak Dewi Puspasari, kisah tentang R.A Kartini ikut dibukukan dalam buku Wanita dan Sinema.
Ini kisahnya. Simak ya.
Tahun lalu, tahun 2022, saya mengikuti salah satu event di Kompasiana yang diadakan kolaborasi komunitas Komik dan Ladiesiana. Saya menulis artukel namun belum ada unsur filmnya/sinemanya.
Mbak Dewi dengan lembut mengingatkan saya dan memberi kesempatan. Jika mau lanjut karya ikut dibukukan, harus ada unsur sinema di dalamnya. Maksudnya, apa yang saya tulis berdasarkan film yang pernah saya lihat.
Saya berpikir keras, film apa ya yang saya lihat dan jarang diulas oleh Kompasianer. Maka saya memilih kisah tentang R.A Kartini. Saya memberitahukan hal tersebut pada mbak Dewi dan diijinkan.
Singkat cerita, saya menuliskan kisah tentang R.A Kartini dan masuk dalam buku Perempuan dan Sinema. Meski saya tidak bisa hadir dalam launching buku dan acara komunitas Kompasiana di Jakarta pada waktu itu.
Kesempatan saya bertemu langsung dengan mbak Dewi jadi sirna begitu saja. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih lewat pesan pribadi saja. Mbak Dewi, berkat dirimu, ada tulisanku tentang Kartini yang dibukukan. Senang rasanya. Terima kasih ya.
Beliau sangat ramah menurut saya, dan mempunyai konsistensi dalam menulis karya di Kompasiana tentu saja berkaitan dengan perfilman Indonesia maupun Internasional.
Beliau, saya ingat sebagai orang pertama yang mengingat hal tersebut. Saya diam saja ketika tak satupun mengingat untuk sekedar memberi ucapan Natal sebagai bentuk toleransi antarumat beragama.
Saya tidak ingin merusak pertemanan hanya dengan memprotes ketika sesuatu tidak berlangsung seperti mau saya. Begitulah, dengan penuh kasih mbak Dewi memberi ucapan selamat Natal bagi kami yang merayakannya, itu sangat berarti buat saya. Apalagi pesan tersebut diberikan dalam sebuah Komunitas yang majemuk.
I really appreciate it, mbak Dewi.
Ada banyak alasan dan cara mempertahankan relasi pertemanan. R.A Kartini juga melakukannya. Bagaimanapun R.A Kartini menjunjung nilai-nilai toleransi dalam kehidupannya. Terbukti usaha Beliau dalam menjadikan dan mengusahakan pendidikan bagi kaum wanita.
Setiap umat berhak mendapat ucapan selamat merayakan hari raya sesuai kepercayaannya. Setiap orang berhak mendapat pendidikan baik kaum pria maupun kaum wanita. Saya menghargainya.
Pertemanan saya dengan Mbak Dewi memang berjalan apa adanya. Tak ada usaha memaksakan kehendak satu sama lain. Biarlah semua terjadi karena masing-masing kami merasa cocok satu sama lain dan saling menghargai.
Bukankah begitulah seharusnya kita bersikap?
Kompasiana memberi kita ruang untuk menuangkan isi pikiran, (kalau saya, isi hati), hehe agar kita saling terhubung dengan sesama penulis. Namun jika seandainya seseorang penulis memilih tidak terhubung dengan kita bukankah itu hak mereka? Jangan memaksakan kehendak.
Kadang kalau kita terlalu berharap prang lain menghargai arau mengapresiasi kita sesuai kita mengapresiasi mereka, kita bisa kecewa. Lakukan dan jalani hidup dengan sepenuh hati. Orang melihat kita dalam menjalani hidup. Don't  worry.
Sama seperti saya sekarang menulis tentang Mbak Dewi Puspasari, karena saya memang menginginkannya. Ini bentuk apresiasi saya pada persahabatan kami.
Percayalah, Kompasiana hanya memberi ruang pada kita semua untuk saling mengapresiasi sesama penulis perempuan karena momen yang sesuai, Hari Kartini.
Salam hangat bagi semua kompasianer perempuan di Kompasiana. We are friends. Selamat memperingati Hari Kartini.
Salam literasi buat kita semua
..
Written by Ari Budiyanti
21April 2023
15-2.2525
Tulisan ini didedikasikan untuk mbak Dewi Puspasari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI