Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.992 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 1-12-2024 dengan 2.384 highlights, 17 headlines, 112.227 poin, 1.131 followers, dan 1.311 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Kamar Tempatku Tinggal

22 Maret 2023   14:46 Diperbarui: 23 Maret 2023   13:24 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kamar kos pixabay.com via property news insider

Entah mengapa hari ini saya ingin bercerita sederhana mengenai sebuah kisah kehidupanku di rantau. Menjadi anak kos bukan hal sederhana dan gampang. Namun saya sudah menjalaninya sangat lama. Itu tak bisa dijadikan penghalang demi menggapai cita-cita dan mimpiku.

Saya sudah jadi anak kos selepas duduk di bangku SMP. Artinya mulai SMA atau sekarang setara dengan kelas 10, saya sudah mulai kos. Pendidikan adalah hal utama buat ibuku. Ibu tahu kalau memberikan harta benda berupa uang akan gampang habis jika tidak ada keterampilan mengelolanya.

Ibu ingin anak-anaknya bisa mempunyai pendidikan yang mumpuni demi masa depan mereka. Balik ke ceritaku ya.

Dari dulu hingga saat ini bukanlah hal mustahil untuk tinggal terpisah jauh dari orang tua. Rindu itu ada namun mengingat tujuan mulia mencapai ilmu yang pantas, rindu itu masih bisa ditahan. Bukan berarti tidak ada rasa sayang pada keluarga karena sering meninggalkan mereka atau tinggal di luar kota.

Saya akan bercerita pengalaman terakhir menjadi anak kos yang menempati sebuah ruangan kamar yang nyaman kala bekerja sebagai guru.

Tak penting untuk kalian ketahui di kota apa saya sekarang tinggal. Intinya saya tinggal menjadi anak kos yang setia. Saya jarang dan tidak suka berpindah-pindah tenpat tinggal. Kalau sudah merasa nyaman, saya akan terus tinggal kos di tenpat yang sama.

Di tempat kerja terakhir, saya tinggal di satu kamar kos yang sama selama lebih dari 6 tahun. Bayangkan ini sudah seperti rumah kedua ya. Tepatnya sekitar 6,5 tahun. Saya menyukai tempat saya kos karena mempunyai ventilasi yang bagus. Nyaman dan juga aman.

Suatu ketika setelah melewati masa lebih dari 6,5 tahun saya harus pergi meninggalkan kamar saya yang nyaman itu atau pindah tempat tinggal/pindah kos. Bukan karena saya pindah kerja atau tak lagi tinggal di kota yang sama namun karena tempat kos saya yang lama akan dijadikan tempat usaha lain. Artinya tidak lagi dijadikan tempat kos. Sedihlah hatiku ini.

Namun bisa bicara apa? Itu bukan rumah saya jadi pemilik bebas menggunakannya sesuai kebutuhan dan keinginannya.

Akhirnya dengan segala usaha selama beberapa bulan, saya mencari tempat kos yang baru. Sebuah kamar untukku tinggal nyaman. Saya menyebutkan secara detail kriterianya sama Tuhan. Saya ingin mendapatkan kamar dengan ventilasi yang baik sehingga membuat nyaman.

Ingat, banyak kamar kos di sini dengan ventilasi yang kurang sesuai keinginan saya. Makanya setelah akhirnya saya dapat kamar kos yang saya maksud, betapa senang hatiku ini.

Saya lupa minta teman kos yang baik juga sama Tuhan. Fokus saya pada kamar tempat saya akan tinggal. Jadi jika ada sedikit pergulatan hati dengan teman kos membuat saya belajar tentang karakter saya dan orang lain.

Intinya kamar tempat saya tinggali sekarang sebenarnya sangat nyaman. Bukankan itu yang saya butuhkan saat ini dan pernah saya minta dalam doa sama Tuhan. Bolehkah saya mengeluh dan marah hanya karena ada hal lain yang tidak sesuai keinginan?

Saya rasa diri sayalah yang harus banyak berubah. Mencoba saling memahami dengan sesama teman kos, rekan satu tempat tinggal dalam sebuah rumah yang sama. Tentu saja saya mencari tempat kos khusus putri selama ini jadi memang teman-teman kos yang saya temui memang selalu putri atau anak perempuan.

Semoga ini semakin memperkaya hati saya dalam hal belajar karakter orang lain ternyata tinggal dalam sebuah kamar kos yang nyaman adalah salah satu pilihan di antara pilihan lain yang juga harus diperhitungkan yaitu kawan satu kos.

Kata adik saya, "Sudah biasa saja. Tetap menyapa jika bertemu." Hehe. Kadang adik saya jauh lebih bijaksana ya dari saya. Begitulah.

Salam sejahtera dan berbahagialah selalu

Salam hangat dariku anak kos yang sedang sedikit galau ini.

....

Written by Ari Budiyanti

22 Maret 2023

23-2.507

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun