Kompasiana memperhatikan kompasianer untuk tetap taat prokes (protokol kesehatan). Dua botol handsanitizer yang mudah dibawa diberikan juga sebagai pengingat bagi saya agar senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan tangan.
Demikian juga masker dari kain yang menyertainya bertuliskan Kompasiana #OpiniBermakna. Â Sebuah motivasi tersendiri untuk terus menulis tanpa jeda. Maksudnya, bagi saya ini penyemangat agar selalu menorehkan karya, lagi dan lagi.Â
Kedua handsanitizer dan masker disimpam manis di sebuah kanting kecil dari kain bertuliskan yang sama, Kompasiana #OpiniBermakna. Terima kasih sekali lagi ya Kompasiana.
...
Jujur kejutan manis ini di luar dugaan saya. Bahkan tak pernah terpikirkan di kepala akan mendapat apresiasi atas keaktifan saya menulis di Kompasiana. Selama 3 periode berturut-turut saya memang masuk dalam jajaran kompasianer teraktif di Kompasiana.Â
Mulai dari periode 2019, 2020, dan 2021. Apakah nanti di periode tahun 2022 akan sama? Saya tidak tahu. Doakan saja ya. Ini kenangan manis pertama jadi kompasianer teraktif urutan ke 14 tahun 2019.
Terlepas dari semua apresiasi itu, sesunguhnya ada bahagia yang selalu mengiringi saat saya menulis di Kompasiana. Kala ide datang, saya bersegera menuangkannya melalui rangkaian kata. Itu karena saya menyukainya. Terlebih puisi, lebih mudah bagi saya menuangkan isi kepala dalam karya fiksi.Â
Bukan hanya itu, saya mempunyai kenalan banyak kompasianer hebat di Kompasiana. Saya juga sempat bertemu dengan mereka dalam Kompasianival 2019, mbak Leya, Bu Anis, dan Mbak Maurinta. Ada yang kenal dengan mereka?Â