Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memotivasi Anak untuk Cinta Baca dengan Memberi Teladan

24 Agustus 2022   20:38 Diperbarui: 27 Agustus 2022   10:38 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nak, tolong ambilkan satu buku untuk Ms Ari baca, pilih satu di rak buku itu. Terserah kamu mau pilihkan buku yang mana. Terima kasih ya."

Lalu murid saya mengambil satu buku cerita tentang catatan harian laba-laba. Waktu membaca judul tersebut, saya langsung teringat hobi lama saya. Sungguh seperti kebetulan ya. Saya juga suka menulis catatan harian.

Maka mulailah saya membaca dengan keras seorang diri di kursi saya, di depan meja guru. 

Saya menunjukkan ketertarikan pada buku yang saya baca. Gambar-gambar yang ditunjukkan dalam buku juga cukup banyak. Ini diminati anak-anak kecil.

Saat saya membaca dengan antusias, ternyata murid-murid kecil di kelas juga jadi tertarik ingin tahu isi buku yang saya baca. Ingin juga melihatnya. Satu persatu perlahan mendekati saya, ikut melihat dan menikmati isi bacaan tersebut. Sesuai judulnya yang berupa catatan harian, maka dalam buku tersebut ada penulisan tanggal dan bulan. 

Tentu saja agar anak-anak terlibat aktif dalam membaca, saya pun menanyakan hari dan tanggal yang sesuai dengan waktu kami membaca tersebut. Murid-murid saya pun saling bersahutan berlomba memberi tahu saya hari dan tanggal dengan tepat. 

Dokpri
Dokpri

Lalu saya baca kegiatan laba-laba dalam hari yang dimaksud pada buku. Ada informasi tentang cara menghindari hal membahayakan di sekitarnya. Saya pun mengajak anak-anak diskusi, apa yang akan mereka lakukan agar terhindar dari hal-hal membahayakan di sekitar mereka. 

Satu persatu mulai bercerita. Saya dengarkan dan beri beberapa masukan ide yang tepat. Padahal jelas buku yang kami baca membicarakan catatan harian laba-laba, namun pembahasan bisa diarahkan kepada kehidupan sehari-hari anak-anak. Ini membuat mereka tertarik membaca lanjutan buku tersebut. 

Dokpri
Dokpri

Baca juga: Bahasa Kasihmu

Sayangnya bel masuk berbunyi. Waktu membaca buku di sela-sela jam istirahat kelas pun berakhir. Saya menutup buku Catatan Harian Laba-Laba dengan memberi kalimat akhir, "Apa yang akan terjadi pada laba-laba keesokan harinya? Kalian bisa baca di buku ini untuk kisah selanjutnya ya."

Anak-anak pun nampak penasaran. Mereka ingin melanjutkan membaca buku tersebut di waktu lain. Saya tersenyum kecil. 

Membaca buku itu perlu diteladankan. Jangan hanya diperintahkan terlebih sampai dipaksakan. Ini sungguh membebani anak-anak.

Mereka sudah belajar ilmu pengetahuan wajib di kelas, mungkin juga ada yang lelah. Maka sesi membaca buku cerita dan lainnya harus dikemas dan diajarkan semenarik mungkin. Setidaknya, cara ini yang coba saya terapkan pada murid-murid di kelas. 

Selain pada jam istirahat, saya juga mengajak anak-anak membaca pada jam khusus. Dalam 5 hari waktu belajar siswa di sekolah, ada 2 jam pelajaran khusus untuk membaca. 1 jam pelajaran membaca dengan bahasa Inggris, 1 jam lainnya dengan bahasa Indonesia. 

Saya mengampu jam baca dalam bahasa Indonesia. Setiap kelas di sekolah tempat saya mengajar, ada rak berisi buku-buku yang diambil dari perpustakaan sekolah. Buku-buku tersebut akan diganti seminggu sekali. Tujuannya sederhana, mengajak anak-anak cinta baca. 

Dokpri
Dokpri

Saya mengambil sebuah buku yang besar dan hard cover. Saya melihat isi buku tersebut adalah kumpulan puisi. Puisinya singkat-singkat namun ditulis dalam dua bahasa. 

Puisi juga diberi gambar hewan-hewan menarik yang besar dan tinggal di hutan seperti harimau, gorila, orangutan, simpanse, dan lain sebagainya. Setiap puisi yang ditulis dalam buku menceritakan tentang hewan-hewan tersebut. 

Saya memberi contoh dengan membaca satu puisi. Saya juga memberikan beberapa petunjuk pada siswa cara membaca puisi di depan kelas untuk teman-teman sekelas. Yang terpenting, suara harus jelas dan keras sehingga bisa didengarkan baik-baik oleh teman-teman. 

Anak-anak sangat menyukai kegiatan baca puisi di kelas berdasarkan buku yang sama secara bergantian. Saya pun senang melihat minat baca mereka perlahan tumbuh. Bahkan setelah kegiatan membaca di kelas selesai, anak-anak suka sekali pada buku puisi yang kami baca bersama. 

Mudah ya memotivasi anak-anak agar mau membaca buku yang sudah tersedia di kelas. Iya, asal kita mau berusaha lebih keras, harapan saya, tentu bisa. Bagaimana? 

Itu hanya beberapa cara saya memotivasi anak-anak untuk suka membaca. Membaca buku itu bak jendela dunia. Maka "tariklah" anak-anak menuju jendela tersebut dengan cara yang tepat. Maksudnya buat mereka tertarik menuju sumber ilmu pengetahuan. 

Membaca akan memperkaya kosakata. Membaca menolong anak-anak menemukan kata-kata baru. Mereka biasanya akan langsung bertanya jika ada kata yang tidak mereka pahami artinya. 

Karena itu ajaklah anak-anak membaca bacaan yang tepat dan sesuai usia. Bacaan utama yang penting juga harus menjadi salah satu pilihan wajib untuk mereka. Kita sebagai orang dewasa harus bijak memilih buku bacaan untuk mereka, anak-anak yang masih kecil ini.

Dokpri
Dokpri

Itulah sekelumit cerita saya dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Memotivasi anak untuk cinta baca dengan cara memberi teladan nyata. Bagaimana dengan Anda?

..

Salam literasi penuh cinta

...

Written by Ari Budiyanti

24 Agustus 2022

7-2263

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun