Sudah lebih dari 6 tahun. Berawal dari hanya senyuman dan sapaan saya yang tidak dibalas, hingga sekarang di mana dia selalu mencari saya di setiap kesempatan yang luang.
Dia suka mendengarkan musik dan saya sering memutarkan lagu anak-anak dalam bahasa Inggris. Ternyata bisa diikutinya dengan baik. Luar biasa.
Terkadang dia menggambar juga di hadapan saya. Saya mengamati dan melihat perkembangan gambar yang dibuatnya. Mulai dari gambar yang sangat sederhana hingga gambar-gambar yang lebih komplek.
Tak jarang juga dia menceritakan isi gambar yang dibuatnya. Itu menjadi kesempatan saya mengerti apa yang dipikirkannya sedikit demi sedikit.
Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli mengingatkan saya bahwa anak-anak perlu pertama-tama tulus dicintai dan diterima keberadaannya. Termasuk juga mereka yang berkebutuhan khusus.
Saya belajar, berawal dengan senyum dan sapaan sederhana yang tulus ternyata mampu membangun relasi manis dengan anak berkebutuhan khusus. Ini bukan sekedar kisah fiksi belaka.
Ini sebuah kisah nyata yang saya alami dan banyak saksi hidup di sekitar saya tentang hal tersebut.
Saya masih terus belajar berelasi yang baik dengan anak-anak dalam pelbagai keadaan mereka. Suka dan duka. Baik atau buruk. Menjadi media kami belajar bersama.
Seorang guru juga sebaiknya mau belajar tentang kehidupan dari murid-muridnya, termasuk belajar mengasihi dan menerima keberadaan mereka, apapun kondisinya. Bukan tanpa maksud Tuhan mereka ada di kelas kita atau di sekitar kita.
Itulah sekelumit kisah caraku mengasihi anak-anak. Pertama-tama adalah menerima apapun keadaan mereka dengan tulus lalu mengasihi dan baru mendidik mereka dengan benar. Itu adalah kebajikan tersendiri yang kita tebarkan pada sesama.
Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli 2022.