Tak seorangpun tahu perjalanan waktu akan membawa kita ke mana pada akhirnya. Tapi apapun yang dilewatinya akan menolongnya menjadi lebih dewasa dan bijaksana. Itu harapan Anggi.
Kisah yang sudah terlanjur terjadi tak bisa ditarik kembali. Tak bisa lagi diulang. Hanya perlu cara baik untuk mengatasinya sehingga tidak tumbuh perasaan semakin dalam di kemudian hari.
Ini pilihan berat. Persahabatan erat itu harus diakhiri. Ini langkah awal untuknya keluar dari luka hati. "Please no more pain."Â Batin Anggi
Tak ada orang yang tahu, siapa yang menyebabkan Anggi terluka dan merasakan rindu terlarang itu. Anggi hanya bisa menceritakannya pada Tuhan dalam untaian doa tak putus-putusnya.
Bahkan mendoakan kebaikan bagi dia yang tanpa sengaja telah membuat hatinya tak menentu itu. Bukan cinta yang salah, bukan pula rindu menjadi penghalang, namun kadang batasan-batasan norma yang tak boleh dilanggar.
Anggi sadar, dia masih punya banyak kesempatan ke depan untuk kebahagiaan meski harus kehilangan satu kisah persahabatan yang telah lama terjalin.
Sebuah pesan akhirnya Anggi kirimkan pada Angga dan Sita, "Aku akan tetap menulis." Dan Anggi langsung mendapat balasan dari Angga "That's my dear little sister; Anggi, I pray for you". Sementara Sita, "Aku senang dengan keputusanmu Anggi, mendoakanmu selalu my best friend."
Sebuah senyuman lega mengakhiri segala luka yang dirasanya selama ini. Luka yang dibuatnya sendiri, luka yang coba disembuhkannya sendiri pula.
"Tuhan, tolong bantu aku." Bisik Anggi pelan dalam doanya.
"Aku akan terus menggunakan talenta menulisku dari Tuhan untuk lebih banyak menyebarkan tentang kisah kasih Tuhan padaku" kata Anggi mantap dalam hatinya.
Welcome "the new" Anggi.
.... Tamat ...
Written by Ari Budiyanti
#CerbungAri
#CerpenAri
21 Maret 2022