Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lomba Menulis (Bagian 3: Cerbung Rindu Terlarang)

20 Maret 2022   15:26 Diperbarui: 27 Maret 2022   14:31 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sedang malas berdebat. Pesan Sita hanya kubalas satu kata, "Nitez".
Maksudku mengakhiri perbincangan malam melalui pesan di HP kami.

.....

Akhirnya kuikuti juga lomba menulis itu. Hanya kirim 1 tulisan saja kisah bahagia persahabatanku dengan Sita. Pastinya pakai nama samaran dong. Aku ga mau Sita kege-eran masuk dalam tulisanku hehe.

Waktu berlalu dan tiba saatnya pengumuman lomba tapi aku tidak seberapa peduli. Aku ikut juga sekedar memenuhi permintaan sohibku, Sita. Bahkan aku tak seberapa ingat kapan pengumuman lomba tepatnya akan diberikan.

Tok tok tok, kubuka pintu kamar kosku dan, ....

"Anggi.. selamat, kamu menang lomba menulis. Karyamu masuk yang terpilih akan dibukukan dengan karya lain. Koq ga bilang sih kalau ikutan lomba menulis yang kusarankan?" seru Anggi yang tiba-tiba muncul di depan kamar kosku.

"Oh ya, menang? Wah selamat untuk diriku dan dirimu ya," jawabku tak seberapa antusias.

"Nggi, menang koq gitu ekspresinya. Yang happy dong. Traktir aku ya. Makan bakso di kedai depan kos itu loh yang terkenal. Ya?"
Sita begitu semangat mengunjungiku untuk memberi ucapan selamat plus minta traktir semangkok bakso. Aku hanya tersenyum.

Kami berdua merayakan kebahagiaan menang lomba menulis dengan makan bakso bersama, hingga hadir sebuah tanya,
"Anggi, kenapa kamu ikut lomba menulis?"

Pelan sekali Sita bertanya, ada senang namun juga heran. Berarti, apakah ini pertanda Anggi akan terus menulis ya? batin Sita.

"Membunuh rindu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun