Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Taman Bunga (Bagian 2: Cerbung Rindu Terlarang)

20 Maret 2022   05:45 Diperbarui: 20 Maret 2022   06:13 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pixabay.com

Sita tersenyum namun memilih menahan kata-kata yang ingin diucapkan untuk menggoda Anggi, sahabatnya sejak kecil itu. Untung hari Minggu pagi ini cerah sehingga kedua sahabat ini bisa menikmati taman bunga.

"Ta, mengapa rasanya masih sakit ya di dalam sini. Kadang aku menangis sendiri kalau ingat. Aku benar-benar ingin berhenti merasakannya. Tapi aku tak tahu bagaimana caranya."

Sita menatap sahabatnya dengan rasa prihatin. Memang tidak mudah berada dalam posisi Anggi sekarang. Namun Sita percaya Anggi akan bisa melewatinya.

Rindu terlarang pada seseorang yang tak seharusnya mendapatkan segenap rasa dari sahabatnya ini. "Semoga kau menemukan cara untuk melupakannya ya Anggi," batin Sita.

"Nggi, di sebelah sana ada bunga krisan putih cantik kesukaanmu. Kemaren aku tak sengaja melihatnya. Bagus sedang mekar. Yang pink kayaknya juga ada. Yuk ke sana." Sita menarik tangan sohibnya itu. Mencoba mengalihkan perhatian Anggi dari perasaan hatinya yang sedih itu.

Anggi mengikuti Sita menuju tanaman bunga krisan putih dan pink yang dimaksud. Benar juga bunga-bunga itu bermekaran penuh dan menjadi pusat perhatian kupu-kupu yang beterbangan bahagia.

Anggi dan Sita hanya duduk diam tanpa suara dan mengamati keceriaan suasana di antara bunga krisan dan kupu-kupu.

Anggi merenung. Bunga-bunga krisan yang cantik. Terus menunjukkan keindahannya dan bersahabat baik dengan kupu-kupu. Nampak harmoni yang indah di antara relasi keduanya. Nantinya, bunga krisan akan mengering dan layu. Kupu-kupu tak akan datang lagi. Ya, pada saatnya.

Kupu-kupu akan beterbangan mencari bunga-bunga cantik lainnya yang bermekaran segar.

Bunga krisan tadi telah dilupakan, mungkin. Namun kebaikan yang diberikan pada lingkungan sekitar tak pernah tergantikan. Kupu-kupu yang bahagia saat dia mekar mendapat manfaat dari keindahannya.

Bunga krisan itu telah berbakti pada Penciptanya dengan tetap tumbuh indah hingga masanya tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun