Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata ke Pulau Pari di Kepulauan Seribu Sungguh Memberi Rindu

29 Januari 2022   14:33 Diperbarui: 17 Oktober 2023   17:05 2336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi di depan gerbang menuju The Virigin Beach

Pengalaman menarik untuk saya bisa mengunjungi Pulau Pari, salah satu bagian dari kepulauan seribu. Sudah lama sekali berlalu. Kisah ini terus saja memberi bahagia di hati. 

Jauh sebelum pandemi karena covid-19 melanda negeri tercinta. Ada kenangan manis dan indah pernah tercipta bersama rekan-rekan sekerja. Sebuah perjalanan wisata ke Pulau Seribu. Kenangan di sekitar tahun 2017. 

Kami bersama-sama menuju pelabuhan untuk menyeberang dari Jakarta menuju ke pulau Pari. Perjalanan pertama menggunakan mobil yang disewa untuk pergi ke pelabuhan. Setelah itu kami naik kapal laut menuju pulau yang kami tuju.

Jakarta di kejauhan. Dokumentasi pribadi
Jakarta di kejauhan. Dokumentasi pribadi

Selama di tengah lautan, saya menikmati perjalanan dengan mengabadikan berbagai hal yang saya jumpai dari dalam kapal yang kami gunakan. Saya merenungkan kehidupan para nelayan yang berjuang di lautan lepas. Juga orang-orang di dalam kapal yang ingin berwisata.

 Betapa berbeda tujuan kami meski sama-sama berada di tengah lautan luas. Betapa mengagumkannya karya Sang Pencipta. Saya sendiri merasa sebagai ciptaan yang sangat kecil berada di lautan luas karya Sang Pemilik dunia. 

Pemandangan di tengah lautan. Dokumentasi pribadi
Pemandangan di tengah lautan. Dokumentasi pribadi

Perjalanan kami akhirnya selesai dan tiba di pulau Pari. Saya dan teman-teman turun dari kapal. Kami dijemput oleh penduduk lokal yang menyewakan rumahnya, satu rumah untuk turis domestik atau pendatang musiman seperti kami.

Tempat yang sangat indah dan membuat saya langsung kerasan.

Pemandangan di kepulauan seribu. Dokumentasi pribadi
Pemandangan di kepulauan seribu. Dokumentasi pribadi

Kami berisitirahat dengan menempati rumah yang sudah disewa jauh-jauh hari. Penduduk setempat juga memberitahukan tentang The Virgin Beach. Lokasi ini menjadi area kami menikmati alam dan air laut. Sungguh sangat menyenangkan berada di tengah-tengah air laut yang tenang. 

Kami juga menyewa beberapa sepeda untuk mengelilingi pulau Pari ini. Setifaknya dengan jangkauan sepeda terasa lebih cepat dan mudah. 

The Virgin Beach. Pulau Pari. Dokumentasi pribadi
The Virgin Beach. Pulau Pari. Dokumentasi pribadi

Sebagai wisatawan domestik, saya pun berkeliling di sekitar The Virgin Beach ini. Pantainya bertebaran pasir putih. Sungguh indah. Sesekali dalam perjalananan menyusuri pantai, saya menemukan beberapa pecahan coral/batu karang. Menarik sekali untuk diabadikan. 

Pecahan batu karang di The Virgin Beach. Dokumentasi pribadi
Pecahan batu karang di The Virgin Beach. Dokumentasi pribadi

Tanaman yang khas tumbuh di tepi pantai adalah pandan laut. Tanaman ini tinggi dan sesuai dengan iklim pantai yang cukup panas terik di siang hari. Bentuk daunnya yang memanjang dan rimbun cukup menyenangkan untuk berteduh sejenak di pantai yang panas.

Tanaman Pandan Laut. Dokumentasi Pribadi
Tanaman Pandan Laut. Dokumentasi Pribadi

Lihatlah ke atas. Hati-hati. Jangan sampai ada buah pandan laut matang yang jatuh mengenai Anda saat berteduh. Buah ini berukuran besar, hampir seukuran buah nanas.

Pohon pandan laut yang berbuah. Dokumentasi pribadi
Pohon pandan laut yang berbuah. Dokumentasi pribadi

Tanaman pandan laut ini buahnya mirip nanas, mempunyai banyak cabang yang cukup kokoh. Buah pandan laut pun berkembang hingga matang. Buah yang masih mentah berwarna hijau. 

Buah pandan laut yang masih mentah. Dokumentasi pribadi
Buah pandan laut yang masih mentah. Dokumentasi pribadi

Buah yang sudah matang berwarna kuning keemasan, iya cenderung oranye. Apakah Anda pernah melihat tanaman ini di pantai?

Buah pandan laut yang telah matang. Dokumentasi pribadi
Buah pandan laut yang telah matang. Dokumentasi pribadi

Kami tak hanya menikmati pemandangan tepi pantai dengan tanaman pandan laut ini. Namun juga berkeliling menuju laut. Bercengkrama dengan airnya yang dingin pun tenang. Namun jika siang, air lautnya ikut terasa lebih hangat.

Saya dan teman berfoto di The Virgin beach. Dokumentasi pribadi
Saya dan teman berfoto di The Virgin beach. Dokumentasi pribadi

Di bagian tengah pantai, bila air laut sedang surut ada rumah-rumahan kecil dan ayunan yang menarik untuk bermain. Sayanganya saya tidak cukup berani menuju ke sana. Karena saya tidak bisa berenang jika tetiba air laut pasang. Bahaya, hehe. Maklum, saya bukan anak pantai. 

Dokumentasi pribadi. Kebersamaan dengan rekan kerja
Dokumentasi pribadi. Kebersamaan dengan rekan kerja

Di tepian pantai juga ada banyak perhau nelayan yang ternyata disewakan untuk perjalananan menyusuri hutan bakau yang tak jauh dari The Virgin Beach. 

Perahu yang disewakan untuk mengitari hutan bakau. Dokumentasi pribadi
Perahu yang disewakan untuk mengitari hutan bakau. Dokumentasi pribadi

Untuk kenang-kenangan, kami pun memutuskan menyewa dua perahu dan berkeliling hutan bakau. Sungguh pengalaman menarik berwisata ke hutan bakau bersama teman.

Perahu yang disewakan untuk mengitari hutan bakau. Dokumentasi pribadi
Perahu yang disewakan untuk mengitari hutan bakau. Dokumentasi pribadi

Lihat foto saya di atas. Ada pemandangan cantik deretan tanaman berwarna hijau, itu kawasan hutan bakau yang akan kami tuju. Lalu di sebelah kiri ada rumah-rumahan dan ayunan sederhana yang saya sebutkan sebelumnya. 

Perjalanan ke hutan bakau sungguh menyenangkan. Hutan bakau di tepian pantai menambahkan kesejukan. 

Perjalanan menuju hutan bakau dengan naik perahu yang disewakan. Dokumentasi pribadi
Perjalanan menuju hutan bakau dengan naik perahu yang disewakan. Dokumentasi pribadi

Dalam setiap perahu, ada satu nelayan yang mendayung sambil berdiri menggunakan galah yang panjang. Saya sempat mengabadikan satu foto saat naik perahu bersama Pak Nelayan yang menjalankan perahu kami. 

Di foto ini nampak dayung atau galah yang panjang untuk mendayung dan mengendalikan perahu.

Dokpri di atas perahu bersama teman-teman dan satu orang nelayan. Dokumentasi pribadi
Dokpri di atas perahu bersama teman-teman dan satu orang nelayan. Dokumentasi pribadi

Pengalaman yang seru. Saya bisa mengamati tanaman bakau lebih dekat. Melihat setiap biji tananam yang siap menjadi tanaman baru jika jatuh ke laut. 

Buah dan calon biji tanaman bakau. Dokumentasi pribadi
Buah dan calon biji tanaman bakau. Dokumentasi pribadi

Akar tanaman bakau saling menjalin dan membuat ikan-ikan nyaman tinggal di bawahnya. Saya melihat beberapa ikan kecil berenang di bagian bawah hutan bakau ini. 

Akar tanaman bakau tempat ikan kecil hidup. Dokumentasi pribadi
Akar tanaman bakau tempat ikan kecil hidup. Dokumentasi pribadi

Kami bercerita banyak hal dan bertanya tentang kehidupan para nelayan berkaitan hutan bakau di tepi pantai sebagai tempat wisata dan ekosistem ikan kecil. Kami berterima kasih sudah diantar berkeliling hutan bakau naik perahu oleh salah satu nelayan. 

Tanaman pandan laut di tepian pantai. Dokumentasi pribadi
Tanaman pandan laut di tepian pantai. Dokumentasi pribadi

Kami pun akhirnya keluar dari hutan bakau tersebut dan kembali berpetualang di tepian pantai. Hingga senja tiba dan kami menikmati bakar-bakar ikan, cumi, udang dan beberapa makanan lainnya. 

Sungguh kebersamaan indah yang tak terlupakan. 

Tepi  pantai The  Virgin Beach tempat para penjual makanan. Dokumentasi pribadi
Tepi  pantai The  Virgin Beach tempat para penjual makanan. Dokumentasi pribadi

Cerita terakhir yang ingin saya bagikan adalah tentang petualangan menyelam dan berenang di lautan sekitar Pulau Pari. 

Saya sempat mencoba ikut masuk ke air laut lepas tapi hanya sebentar. Saya takut tenggelam karena tidak cukup bisa berenang. Meskipun sudah mengenakan baju dengan pelampung, saya masih tetap takut. 

Dokumentasi pribadi. Persiapan menyelam ke lautan
Dokumentasi pribadi. Persiapan menyelam ke lautan

Akhirnya saya memutuskan hanya menikmati pemandangan dari atas kapal kecil yang kami gunakan bersama. Teman-teman berenang dan menyelam di laut yang ada pemandangan terumbu karang. Pemandu wisata kami menunjukkan tempatnya. 

Teman-teman terlihat sangat bahagia. Saya pun ikut bahagia bersama mereka.

Prasasti di pulau Pari. Dokumentasi pribadi
Prasasti di pulau Pari. Dokumentasi pribadi

Saya hanya cukup menikmati pemandangan laut dan ambil foto-foto sepuasnya di tepi pantai. Kenangan indah di Pulau Pari sungguh tak terlupakan. Entah kapan saya dan teman-teman bisa berwisata bersama kembali. 

Pandemi sungguh menghentikan kegiatan wisata tahunan kami ini. Lebih dari 2 tahun, kami sudah tidak berwisata bersama lagi. 

Dokumentasi pribadi. Penulis artkel saat di Pulau Pari
Dokumentasi pribadi. Penulis artkel saat di Pulau Pari

Kami tak bisa tinggal lebih lama di pulau Pari. Kami harus pulang. Liburan telah usai. Kebersamaan tetap berlanjut di tempat kerja. 

Ada hal menarik yang tak terlupakan. Bersama teman-teman, kami sempat bermain balap sepeda untuk seru-seruan saja ketika terakhir sebelum meninggalkan The Virgin Beach atau Pantai Pasir Perawan.

Dokumentasi pribadi di depan gerbang menuju The Virigin Beach
Dokumentasi pribadi di depan gerbang menuju The Virigin Beach

Saya sempat mengunjungi satu toko kecil yang berjualan aneka aksesoris, baju, dan kain pantai bercorak dan ada tulisan. Saya membeli 3 kain pantai untuk kenang-kenangan. 

Teman saya membeli makanan khas Pulau Pari pada seorang ibu di dekat rumah kami menginap. Kami menikmati makanan tersebut bersama-sama di atas kapal dalam perjalanan pulang. 

Selamat tinggal pulau Pari, selamat jalan pulau seribu. Semoga suatu saat nanti kami bersama kembali ke pantaimu dan menikmati keindahannya bersama orang-orang yang kami cintai.

Pulau Pari. Dokumentasi pribadi
Pulau Pari. Dokumentasi pribadi

Salam wisata

...

Ditulis oleh Ari Budiyanti

29 Januari 2022

Untuk mengikuti event yang diadakan Koteka di Kompasiana

#WonderfulIndonesia #PulauPari #KepulauanSeribu #10DestinasiWisataPrioritasIndonesia #bukuKoteka #komunitastravelerkompasiana #koteka

54-2.000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun